Sejarah Kota Tua Al Balad di Jeddah

Al Balad, Jeddah
Sumber :
  • MCH 2023

VIVA – Al Balad adalah sebuah kawasan bersejarah di pusat kota Jeddah, Arab Saudi. Dikenal dengan arsitektur tradisional dan nilai historisnya, Al Balad telah menjadi saksi bisu dari evolusi budaya dan ekonomi kota Jeddah. Wilayah ini memainkan peran penting sebagai pusat perdagangan dan budaya di Laut Merah selama berabad-abad.

Karena Warisan Pria di Surabaya Bunuh Adik dan Keponakan, Ujungnya Menyesal

Asal Usul dan Pendirian

Jeddah didirikan sebagai desa nelayan lebih dari 2.500 tahun yang lalu. Pada abad ke-7, Khalifah Utsman bin Affan menjadikan Jeddah sebagai pelabuhan utama untuk para peziarah yang menuju Makkah. Al Balad, yang berarti "kota lama" dalam bahasa Arab, berkembang sebagai pusat kota Jeddah dan menjadi hub perdagangan yang penting bagi pedagang dari berbagai belahan dunia.

Dampingi Prabowo Bertemu PM Trudeau, Menko Airlangga: Perjanjian ICA CEPA Tingkatkan Perdagangan dan Dorong Perekonomian

Masa Kejayaan

Pada abad ke-16, Jeddah berada di bawah kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah. Pada masa ini, Al Balad berkembang pesat sebagai pusat perdagangan maritim. Banyak pedagang dari India, Afrika, dan Timur Tengah singgah di Al Balad, membawa barang-barang seperti rempah-rempah, tekstil, dan barang mewah. Arsitektur khas Al Balad dengan rumah-rumah koral dan kayu menunjukkan pengaruh budaya dari berbagai negara yang pernah berdagang di sini.

Dihadiri Prabowo, Ini Dampak APEC Bagi Perekonomian RI

Arsitektur dan Budaya

Kota Tua Al Balad, Jeddah

Photo :
  • Beno Junianto/VIVA.co.id

Al Balad terkenal dengan rumah-rumah tua yang dikenal sebagai "Rawashin" atau "Roshan". Rumah-rumah ini dibangun dengan menggunakan batu karang dari Laut Merah dan dihiasi dengan jendela-jendela kayu yang rumit, yang berfungsi sebagai ventilasi sekaligus menjaga privasi penghuni. Beberapa bangunan terkenal di Al Balad antara lain Rumah Naseef dan Rumah Sharbatly, yang kini telah menjadi museum dan pusat budaya.

Dekade Modern dan Upaya Pelestarian

Seiring dengan perkembangan modernisasi di Jeddah, Al Balad mengalami periode penurunan, di mana banyak bangunan tua dibiarkan terbengkalai. Namun, pada tahun 1990-an, upaya pelestarian mulai digalakkan untuk melindungi warisan budaya ini. Pada tahun 2014, UNESCO menetapkan Al Balad sebagai Situs Warisan Dunia, yang menandakan pentingnya kawasan ini dalam sejarah dan budaya global.

Al Balad Saat Ini

Saat ini, Al Balad menjadi destinasi wisata yang populer, menawarkan wisatawan kesempatan untuk mengeksplorasi sejarah dan budaya Jeddah. Kawasan ini hidup dengan pasar tradisional atau "souq", di mana berbagai barang mulai dari rempah-rempah, pakaian, hingga kerajinan tangan dijual. Festival tahunan, seperti Jeddah Historical Festival, juga diadakan di sini, menampilkan seni, makanan, dan tradisi lokal.

Al Balad adalah simbol warisan budaya dan sejarah yang kaya dari Jeddah. Kawasan ini tidak hanya mencerminkan kejayaan masa lalu Jeddah sebagai pusat perdagangan maritim, tetapi juga menjadi contoh keberhasilan upaya pelestarian warisan budaya di tengah modernisasi.

Bangunan bersejarah di kawasan Al Balad Jeddah

Photo :
  • VIVA/Beno Junianto

Dengan pengakuan dari UNESCO dan dukungan dari pemerintah serta masyarakat, Al Balad terus berkembang sebagai pusat budaya yang memikat bagi generasi sekarang dan masa depan.

Referensi

  • UNESCO World Heritage Centre. (2014). Historic Jeddah, the Gate to Makkah.
  • Al-Hasani, H. (1999). Jeddah: A Cradle of Civilization. Dar Al-Saudi Publishing.
  • Smith, A. (2008). The Architectural Heritage of Jeddah. Middle East Journal of Architectural History.

Baca artikel Trending menarik lainnya di tautan ini.

Ilustrasi pakaian batik.

Padahal Batik Sudah Diakui UNESCO, Sayangnya Pengrajinnya Terus Berkurang

Batik salah satu bukti nyata perjalanan panjang akan keragaman budaya Indonesia, telah diakui UNESCO sejak 2009. Namun, banyak tantangan yang dihadapi pengrajin batik.

img_title
VIVA.co.id
17 November 2024