Serangan Brutal ke Rafah Jadi Sorotan Dunia, Israel Diperingatkan China

VIVA Militer: Kamp pengungsi Tal as-Sultan di Rafah dibom militer Israel
Sumber :
  • aljazeera.com

VIVA – Pemerintah China mendesak Israel untuk menghentikan operasi militernya di Rafah, yang merupakan tempat perlindungan bagi lebih dari satu juta warga Palestina di Gaza, sesuai dengan keputusan Mahkamah Internasional (ICJ).

"Kami mendesak semua pihak untuk melindungi warga sipil dan fasilitas sipil, serta sangat mendesak Israel untuk mendengarkan seruan komunitas internasional dan menghentikan serangan terhadap Rafah," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, kepada media di Beijing, dilansir Antara, Rabu 29 Mei 2024.

Pada Minggu 26 Mei 2024, Israel melakukan serangan terhadap kamp di timur laut Rafah, yang mengakibatkan ratusan orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka, termasuk anak-anak, menurut Dinas Pertahanan Sipil Palestina.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan udara di kamp pengungsi itu sebagai "insiden tragis" dan menambahkan bahwa penyelidikan sedang berlangsung.

China, melalui Mao Ning, menyatakan kekhawatiran yang mendalam atas operasi militer Israel di Rafah.

"Kami mencatat bahwa Mahkamah Internasional PBB untuk ketiga kalinya telah mengeluarkan perintah mengenai tindakan sementara terkait konflik Palestina-Israel dan untuk pertama kalinya secara eksplisit meminta penghentian serangan militer di wilayah tersebut," lanjut Mao Ning.

VIVA Militer: Kamp pengungsi Tal as-Sultan di Rafah dibom militer Israel

Photo :
  • aljazeera.com

Hal ini mencerminkan konsensus global dan seruan kuat untuk segera melakukan gencatan senjata, melindungi warga sipil, dan mengurangi krisis kemanusiaan.

"Langkah-langkah sementara yang relevan harus diterapkan secara efektif sesegera mungkin. Posisi China dalam konflik Palestina-Israel konsisten dan jelas. Kami menentang pelanggaran hukum humaniter internasional," tegas Mao Ning.

Menurut Mao Ning, komunitas internasional perlu bekerja sama untuk meredakan dan mengakhiri krisis kemanusiaan di Gaza.

Mahkamah Internasional pada Jumat 24 Mei 2024 telah memerintahkan Israel untuk menghentikan operasi militer di Rafah dan memastikan akses tanpa hambatan ke wilayah tersebut untuk misi yang menyelidiki tuduhan genosida, serta untuk bantuan kemanusiaan.

Sejumlah negara, termasuk Australia, Selandia Baru, Brasil, Meksiko, Belanda, dan Venezuela, mengecam tindakan angkatan bersenjata Israel (IDF) atas serangan di Rafah.

Gedung Putih pada Senin 27 Mei 2024 juga mendesak Israel agar mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan untuk melindungi warga sipil menyusul serangan udara mematikan di Rafah.

Bangunan tempat tinggal di Rafah jadi sasaran gempuran rudal Israel

Photo :
  • AP Photo/Fatima Shbair

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, mengutuk serangan Israel terhadap kamp pengungsi di kota Rafah. Ia menambahkan bahwa sudah tidak ada tempat yang aman di Gaza dan meminta diakhirinya kekerasan tersebut.

AS Ancam Akan Menarik Diri dari Mediasi Gencatan Senjata Israel-Lebanon

Serangan itu terjadi di dekat pangkalan logistik badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Tal al-Sultan.

Sejak serangan yang diluncurkan Hamas pada 7 Oktober 2023, Israel telah membunuh lebih dari 36.000 warga Palestina di Jalur Gaza. Serangan Israel juga telah menghancurkan sebagian besar wilayah yang dihuni 2,3 juta orang, menyebabkan banyak warga sipil kehilangan tempat tinggal dan menghadapi risiko kelaparan.

Dewan Islam Prancis Sebut Putusan ICC Tangkap Netanyahu sebagai 'Secercah Harapan'

Baca artikel Trending menarik lainnya di tautan ini

.

Iran: Wanita dan Anak Peremuan di Gaza Hadapi Kekerasan yang Belum Terjadi Sebelumnya
VIVA Militer: Serangan roket Hizbullah di wilayah utara Israel

Hizbullah Tembakkan 250 Roket ke Israel, Sejumlah Orang Luka-luka

Hizbullah telah menembakkan sekitar 250 roket dan proyektil lainnya ke Israel yang melukai tujuh orang di lokasi tersebut.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024