Mengungkap Fakta Sejarah, Guru Gembul Bongkar Mitos Ramalan Jayabaya dan Wajah Asli Sang Raja

YouTuber edukasi, Guru Gembul
Sumber :
  • RJL5

Jakarta – YouTuber yang rajin membagikan konten edukasi, Guru Gembul tegas mengatakan bahwa raja terkenal dari Kerajaan Kediri, Jayabaya (1135-1159) tidak pernah menulis ramalan.

Top Trending: Mahasiswa Pakai Lingerie ke Kampus, Batik Diklaim dari Malaysia

“Jadi ramalan Jayabaya itu tidak ditulis oleh Sri Jayabaya, karena Sri Jayabaya itu tidak pernah meninggalkan catatan tertulis apapun,” ujar Guru Gembul di YouTube RJL5, dilihat Minggu 26 Mei 2024.

Selain itu, Guru Gembul mengatakan foto Jayabaya yang selama ini beredar di internet, menampilkan seorang pria bermahkota yang gagah bukanlah foto asli sang raja.

Habib Bahar Balas Sindir Guru Gembul Soal Polemik Nasab: Jangan Semua Disamakan!

Prabu Jayabaya

Photo :
  • Istimewa

“Fotonya ini, ini juga bukan bukan wajah beliau (Jayabaya). Pada saat itu nggak ada yang melukis dan menggambarkan wajah beliau itu seperti apa,” jelasnya.

Guru Gembul Sindir Habib Bahar soal Kakinya yang Suka Dicium Santri

Bahkan, dia menyebut ramalan Jayabaya baru ditulis pada tahun 1600-an dengan mencatut atau mengisahkan tokoh Jayabaya yang hidup pada tahun 1100-an.

“Itu jauh banget loh, tapi ya begitu orang-orang di zaman dahulu, mereka memang mengaitkan orang-orang besar untuk menulis karya sastra,” imbuhnya.

Berkaitan dengan itu, Guru Gembul menjelaskan dahulu di Jawa kegiatan menulis merupakan hal yang sangat disakralkan dan tidak sembarang orang dapat melakukannya.

“Sehingga untuk menulis seseorang harus bikin selamatan, bahkan harus numbalin kepala kerbau gitu untuk menulis prasasti,” ucapnya.

Setelah memasuki zaman Islam, para pendakwah Islam justru menawarkan untuk membaca dan menulis. Sehingga pada zaman itu banyak orang mulai membuat karya tulis.

Prasasti Muncang.

Photo :
  • ANTARA/Ari Bowo Sucipto

Sunan Gresik, selain dia buka padepokan pencak silat, dia juga mengajar membaca dan menulis. Sejak saat itulah sastra di Jawa berkembang pesat, baru muncullah Babad Tanah Jawa,” jelasnya.

Guru Gembul melanjutkan, bersamaan dengan berkembangnya Kerajaan Islam di tanah Jawa, ramalan Jayabaya ini pun muncul pada tahun 1600-an.

“Zaman dulu itu, orang tidak biasa menuliskan siapa penulisnya, karena mereka memang ngambil dari cerita-cerita rakyat, pernyataan dari mulut ke mulut, akhirnya banyak sekali versi,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya