5 Fakta Mengerikan Fenomena Molka di Korea Selatan
- VIVA.co.id/Maya Sofia
VIVA – Kasus kriminal Burning Sun yang melibatkan nama-nama terkenal seperti Seungri, Jung Joon Young, dan Choi Jong Hoon kembali menjadi sorotan setelah BBC merilis film dokumenter tentang kasus tersebut. Publik diingatkan kembali mengenai fenomena perekaman ilegal atau molka yang marak di Korea Selatan.
Molka adalah singkatan dari mollae-kamera yang berarti 'kamera tersembunyi'. Istilah ini pertama kali dikenal melalui acara TV prank yang tayang antara tahun 1991-1992. Awalnya, molka merujuk pada kamera tersembunyi yang digunakan untuk merekam kejadian lucu.
Namun seiring waktu, maknanya berubah menjadi segala bentuk rekaman tersembunyi yang beredar di internet. Mayoritas dari rekaman-rekaman ini mengandung konten seksual. Biasanya, molka dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan. Pelaku akan diam-diam merekam korban saat berada di toilet umum atau ruang ganti.
Molka juga dapat terjadi dalam hubungan pribadi, di mana salah satu pasangan merekam situasi intim tanpa persetujuan. Rekaman tersebut kemudian bisa disebarkan dan digunakan sebagai alat ancaman terhadap korban, yang dikenal sebagai revenge porn.
Molka telah menjadi isu sosial yang serius dan meluas di Korea Selatan, menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama wanita. Seperti dikutip dari berbagai sumber, berikut ini lima fakta mengerikan tentang fenomena molka yang perlu diketahui:
1. Penyebaran dan Kemudahan Akses Kamera Tersembunyi
Kamera tersembunyi yang digunakan dalam kasus molka sering kali berukuran sangat kecil dan mudah disembunyikan. Kamera-kamera ini dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, seperti pulpen, kancing, atau bahkan detektor asap.
Kemudahan akses dan harga yang terjangkau membuat siapa saja dapat membeli dan memasangnya di tempat umum seperti toilet, ruang ganti, atau bahkan di rumah pribadi.
2. Jumlah Kasus yang Melonjak
Menurut laporan dari pihak berwenang Korea Selatan, jumlah kasus molka telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2018, dilaporkan lebih dari 6.000 kasus kamera tersembunyi, meningkat tajam dari sekitar 1.100 kasus pada tahun 2010.
Lonjakan ini mencerminkan bagaimana fenomena ini telah menjadi masalah yang semakin mendesak dan sulit dikendalikan.
3. Dampak Psikologis yang Parah pada Korban
Korban molka sering kali mengalami trauma psikologis yang mendalam. Banyak dari mereka mengalami stres, kecemasan, depresi, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri.
Rasa malu dan ketakutan yang dihadapi korban sangat besar, terutama karena video atau gambar yang direkam sering kali diunggah ke situs-situs pornografi tanpa sepengetahuan atau izin mereka, memperburuk penderitaan mereka.
4. Upaya Pemerintah dan Penegakan Hukum
Pemerintah Korea Selatan telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah molka. Pada tahun 2018, pemerintah mengumumkan rencana untuk meningkatkan patroli di tempat-tempat umum dan memperketat hukum terkait pemasangan dan penyebaran kamera tersembunyi.
Namun, penegakan hukum sering kali masih menghadapi tantangan, terutama dalam hal menangkap pelaku dan menghapus konten ilegal yang telah menyebar di internet.
5. Gerakan Sosial dan Dukungan Publik
Gerakan sosial untuk melawan molka semakin kuat, dengan banyaknya protes dan kampanye yang diselenggarakan oleh organisasi masyarakat dan kelompok hak asasi wanita. Salah satu protes terbesar terjadi pada tahun 2018, di mana ribuan wanita turun ke jalan menuntut tindakan lebih tegas dari pemerintah untuk melindungi privasi dan keselamatan mereka.
Dukungan publik terhadap korban juga meningkat, dengan lebih banyak orang yang menyadari betapa seriusnya dampak molka dan pentingnya solidaritas dalam mengatasi masalah ini.
Molka adalah fenomena mengerikan yang menggambarkan sisi gelap teknologi dan penyalahgunaannya di Korea Selatan. Meskipun upaya pemerintah dan penegakan hukum telah dilakukan, masalah ini tetap menjadi tantangan besar yang memerlukan perhatian dan aksi terus-menerus dari semua lapisan masyarakat.
Penting bagi kita untuk terus mendukung korban, meningkatkan kesadaran publik, dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan terhormat bagi semua orang.
Baca artikel Trending menarik lainnya di tautan ini.