Siswi SMA Negeri 2 Maumere Dilarang Ikut Ujian Gegara Nunggak Rp50 Ribu
Sikka – Dian, siswi SMA Negeri 2 Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengaku tidak diperkenankan mengikuti ujian lantaran memiliki tunggakan uang sekolah Rp50 ribu.
Dilihat VIVA Trending melalui video yang dibagikan akun Instagram @fakta.jakarta, mulanya Dian tampak sedang duduk seorang diri dihampiri oleh perekam video.
“Duduk di luar sini kenapa?” tanya perekam video, dilihat Jumat 19 April 2024.
“Kendala uang sekolah mama, Rp50 ribu,” jawab Dian.
Dian mengaku sudah memberi tahu orang tuanya terkait pelunasan uang sekolah ini, namun orang tuanya menjawab belum memiliki biaya untuk melunasinya.
“Mama bilang uangnya belum ada,” kata Dian.
Orang tua Dian menitip pesan kepada pihak sekolah agar anaknya diberi kesempatan ikut ujian terlebih dahulu, jika sudah ada uang mereka berjanji bakal melunasinya.
Pesan tersebut, kata Dian sudah dia sampaikan kepada pihak sekolah, namun pihak sekolah tetap melarang Dian ikut ujian sebelum melunasi biaya tersebut.
“Pihak sekolah mintanya harus dibayar semua dulu baru bisa masuk sekolah, masuk ujian,” pungkasnya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Sekolah SMAN 2 Maumere, Benyamin Edi Da Silva mengaku terpaksa memulangkan sebanyak 30 siswa yang belum melunasi uang sekolah.
Selain itu, lanjut dia, puluhan siswa tersebut dipulangkan lantaran belum menyelesaikan karya tulis ilmiah yang ditugaskan kepada mereka sebagai syarat mengikuti ujian akhir.
"Ujian hari pertama itu banyak anak yang tidak mengikuti ujian karena terkendala administrasi yang terdiri dari keuangan dan tugas (karya ilmiah),” kata Benyamin kepada awak media, Jumat.
Terkait beredarnya video siswi yang memiliki tunggakan Rp50 ribu, Benyamin mengatakan siswa tersebut tidak masuk ke sekolah dan lebih memilih berdiri di depan sekolah.
"Ada yang tunggak 50 ribu, tapi tidak masuk ke sekolah, dan memilih berdiri di sekitar sekolah, kalaupun dia masuk ke sekolah pasti kita ada solusi, entah itu dibuat surat pernyataan atau lain sebagainya agar bisa ikut ujian," jelasnya.
Terakhir, Dia menegaskan pihak sekolah tidak ada niat merugikan anak namun tetap melayani anak untuk tetap ikut ujian.