4 Perang Besar dalam Islam yang Terjadi di Bulan Syawal
- VIVA/Dedy Priatmojo
VIVA – Dalam catatan sejarah Islam, bulan Syawal dianggap sebagai bulan yang sarat dengan peristiwa-heroik. Pada masa lalu, terjadi peperangan antara Nabi Muhammad SAW bersama para pengikutnya dengan musuh-musuh mereka selama bulan Syawal.
Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur, Ustaz Sunnatullah mengatakan, setidaknya, terdapat catatan empat pertempuran yang terjadi pada bulan ke-10 dalam kalender Hijriah ini.
Lantas, perang apa saja itu? Berikut dilansir dari laman Nahdlatul Ulama Rabu, 17 April 2024.
1. Perang Uhud
Perang yang berlangsung di sekitar Gunung Uhud ini terjadi pada tahun ketiga di bulan Syawal setelah Rasulullah SAW hijrah dari Mekah ke Madinah, atau tepatnya tanggal 23 Maret 625 M.
Kisah perang Uhud ini tercatat dengan jelas dalam karya Imam Ibnu Katsir yakni Sirah Nabawiyah Ii Ibn Katsir dan Syekh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi dalam Fiqih Sirah Nabawiyah.
Perang Uhud merupakan kelanjutan dari pertempuran Badar yang terjadi pada tahun sebelumnya. Latar belakang Perang Uhud berawal dari keinginan suku Quraisy di Mekah untuk membalas kekalahan mereka dalam pertempuran Badar
2. Perang Khandaq (Parit)
Perang Khandaq terjadi pada tahun kelima setelah hijrahnya Rasulullah ke Madinah, dalam bulan Syawal. Pertempuran Khandaq melibatkan 3.000 umat Islam menghadapi koalisi kafir dengan kekuatan sekitar 10.000 atau menurut beberapa sejarawan, hingga 15.000 pasukan, yang terdiri dari koalisi antara orang-orang kafir dari Mekah, kaum Yahudi, orang-orang Quraisy, dan beberapa kelompok lainnya.
Kendati kalah jumlah prajurit, umat Muslim berhasil mengadang koalisi besar tersebut hingga kesulitan memasuki Kota Madinah berkat kejeniusan sahabat Nabi, Salman Al-Farisi. Saat itu Salman mengusulkan membangun parit untuk menghalau pasukan musuh.
Rasulullah setuju dengan saran Salman dan bersama-sama umat Muslim membangun parit seluas 5.000 hasta dengan lebar kurang lebih 10 hasta. Parit merupakan strategi perang yang dahulu tidak populer di tanah Arab namun kerap digunakan di Perisa.
3. Perang Hunain
Perang Hunain berlangsung pada bulan Syawal tahun kedelapan Hijriah di lembah Hunain, yang merupakan jalur penghubung antara kota Makkah dan Thaif.
Pertempuran ini melibatkan 12.000 pasukan, terdiri dari 10.000 penduduk Madinah dan 2.000 orang dari Makkah, yang berhadapan dengan pasukan musuh sebanyak 20.000 personil.
Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan telak bagi kaum Muslimin, yang juga berhasil memperoleh rampasan perang yang banyak.
Kaum Muslim mendapatkan 24.000 ekor unta, lebih dari 40.000 ekor kambing, dan 4.000 uqiyah uang perak. Harta rampasan perang tersebut kemudian dibagi oleh Nabi Muhammad secara adil kepada para pasukan.
4. Perang Thaif
Perang Thaif terjadi pada bulan Syawal tahun 8 hijriah, setelah meletusnya perang Hunain. Dalam pertempuran ini, pasukan Muslim mengejar sisa-sisa pasukan Quraisy yang melarikan diri dari pertempuran Hunain dan bersembunyi di dalam benteng kota yang kuat, sehingga sulit ditembus.
Sedikit sekali yang diketahui mengenai jalannya pengepungan ini. Namun, dalam pengepungan ini diketahui bahwa Abu Sufyan, yang bertempur di pihak muslim, kehilangan salah satu matanya.
Ketika Nabi Muhammad bertanya kepadanya "Yang manakah yang engkau lebih inginkan, sebuah mata di surga, atau aku berdoa kepada Allah agar matamu dikembalikan sekarang?" Abu Sufyan menjawab ia lebih memilih sebuah mata di surga. Nantinya, ia kehilangan matanya yang lain pada Pertempuran Yarmuk (636 M).