Kisah Mualaf Penyembah Api, Mencari Hidayah dan Akhirnya Memeluk Islam

ilustrasi sholat/salat/shalat
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta – Nabi Muhammad SAW menjalin persahabatan yang erat dengan banyak orang sepanjang hidupnya, termasuk dengan Salman Alfarisi, yang berasal dari Persia, yang sekarang dikenal sebagai Iran. Kisah kedekatan Nabi Muhammad SAW dengan Salman Alfarisi dalam perjalanan pencarian kebenaran, yang pada akhirnya membawanya kepada Islam.

5 Tahun Memeluk Kristen, Salmafina Sunan: Tidak Mudah, Tapi Tuhan Selalu Ada

Salman Alfarisi, sebelum menjadi seorang Muslim, dipaparkan dalam karya Idrus Majusi, Tafsir Surat Al Fatihah, sebagai seseorang yang menyembah api atau dewa dalam agama Majusi di desanya, Jayyun, di Kota Isfahan, Persia. Awalnya, sebagai penjaga api, ia memiliki status sosial yang tinggi di kalangan Majusi.

Namun, seiring berjalannya waktu, Salman mulai merasa tidak puas dengan keyakinan agama yang dianutnya. Dia tertarik dengan ritual ibadah orang-orang Kristen dan ingin mengetahui lebih lanjut tentang asal-usul agama Kristen yang ditemuinya di gereja. 

Usia 9 Tahun, Sophia Latjuba Diminta Keluarga Pilih Agama

Ilustrasi ibadah solat

Photo :
  • Paxel

Pencariannya membawanya pada kesimpulan bahwa agama Kristen berasal dari Syria, dan akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti agama tersebut. Sebelum meninggal, seorang pendeta Kristen memberitahunya tentang ramalan akan munculnya seorang Nabi di Arab yang memiliki karakter yang sangat mulia dan tinggi kejujurannya dibandingkan dengan manusia lain.

Kelompok yang Gulingkan Assad Berambisi Politik Berkedok Agama, Menurut Alumnus Suriah

Dengan keinginan kuat untuk bertemu dengan Nabi yang diramalkan itu, Salman Alfarisi berangkat menuju Arab. Setelah akhirnya bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, ia memberikan kurma sebagai sedekah kepada beliau dan para pengikutnya. Namun, Rasululah hanya memberikan kurma tersebut kepada para pengikutnya, tanpa menyentuhnya.

Pemandangan ini mengesankan Salman Alfarisi, dan ia memutuskan untuk memeluk Islam setelah melihat kesederhanaan dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW. Dari saat itu, Salman menjadi salah satu sahabat yang paling dekat dengan Nabi, seperti yang dicatat dalam Surat Al Jumuah ayat 3.

“Wa akharina minhum lamma yalhaqu bihim, wa huwal-‘azizul-hakim(u).”

ilustrasi sholat/salat/shalat

Photo :
  • Istimewa

Artinya : “(Allah juga mengutus Nabi Muhammad) kepada (kaum) selain mereka yang belum (datang) menyusul mereka. Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Sementara itu, di dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhārī dari Abū Hurairah, ia berkata: “Abu Hurairah meriwayatkan bahwa ketika kami duduk bersama Nabi Muhammad SAW, lalu diturunkan kepadanya Surah al-Jumu‘ah “wa ākharīna minhum lammā yalhaqū bihim.” Abu Hurairah bertanya, “Siapa mereka wahai Rasulullah? Namun Nabi saw tidak menjawab sampai ia bertanya tiga kali. Abu Hurairah berkata, “Pada saat itu ada Salman Alfarisi bersama kami. Kemudian Nabi meletakkan tangannya di pundak Salman, seraya berkata, ‘Seandainya keimanan terdapat pada bintang-bintang, maka tentulah akan dicapai oleh orang-orang dari mereka (bangsa Persia).”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya