Kisah Mistis di Pergudangan Ngagel Surabaya, Ada Sosok Medon Bersuara Mirip Burung
- VIVA: Mokhamad Dofir
Surabaya – Area pergudangan peninggalan Belanda di Jalan Raya Ngagel, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya acapkali dikait-kaitkan dengan kisah mistis oleh masyarakat sekitar. Hal ini dikarenakan banyaknya kisah mistis berlatar tempat tersebut.
Seperti yang dialami pemotong granit, Sugiarto yang bekerja di area pergudangan tersebut. Laki-laki 40 tahun itu mengaku kerap melihat sosok hantu saat berada di tempat bekerja. Menurutnya, sejumlah hantu kerap mewujudkan diri sebagai kakek tua dan wanita berambut pirang.
"Di situ ada, di sana juga ada," ucap Sugianto kepada VIVA Jatim sembari menunjuk ke beberapa sudut bangunan bekas pabrik minyak kelapa yang kondisinya tak karuan, dikutip Rabu 17 April 2024.
Sejumlah kejadian mistis yang dialami Sugiarto membuatnya sedikit merasa takut. Dia berharap tidak akan mengalaminya lagi di kemudian hari.
Ia menuturkan, saat itu entah apa yang membuatnya harus bermalam di gudang angker tersebut. Mungkin hanya karena ingin mencari suasana baru untuk mengusir rasa bosan bermalam di kontrakan wilayah Bratang, Surabaya. Saat dia berbaring dengan alas triplek, tiba-tiba terdengar kicauan burung.
"Seperti Burung Nuri, tapi sedikit panjang suaranya dan nyaring sekali," kata dia.
Mulanya tidak dia hiraukan, namun karena kicaunya makin panjang dan terus menerus, Sugianto lantas beranjak mencari tahu asal suara.
Dengan langkah pelan, Sugianto terus menembus gelapnya malam. Sembari mengarahkan lampu flash dari gawai miliknya yang tak seberapa terang. Disorotkan ke berbagai sudut, untuk memastikan jalur aman, tidak menabrak pohon atau benda-benda berserakan.
Begitu mendekati asal suara, ia lantas mengarahkan cahaya ke ranting-ranting yang sejak tadi nampak bergoyang. Betapa terkejut, suara yang ia kira kicauan Burung Nuri rupanya rintihan sosok perempuan berambut panjang di atas pohon.
Menurut penuturannya, panjang rambut perempuan itu melebihi tinggi badannya, wajahnya pekat tak terlihat. Sugianto menyebutnya sebagai Medon.
"Medon, tempatku namanya Medon. Aku kabur ke Pos Satpam. Terus ditanya Pak Satpam, kamu kenapa? Aku jawab keweden (ketakutan) pak. Aku numpang turu (tidur) sini ya," pungkasnya.