Klarifikasi Pimpinan Aolia Mbah Benu Soal Pernyataan Telepon Allah: Itu hanya Istilah
- YouTube
Gunungkidul – Pimpinan jemaah Masjid Aolia Gunungkidul, KH Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranolo (Mbah Benu) angkat bicara terkait pernyataannya yang mengaku ‘telpon Allah’ untuk menentukan 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.
"Terkait pernyataan saya tentang istilah menelpon Gusti Allah SWT itu sebenarnya hanya istilah," kata Mbah Benu dilihat melalui unggahan video akun X @merapi_undercover, Selasa 9 April 2024.
Menurutnya, maksud yang sebenarnya ihwal pernyataan itu ialah, dirinya sudah melalui perjalanan spiritual dan melakukan kontak batin dengan Sang Khalik.
"Yang sebenarnya adalah perjalanan spiritual saya kontak batin dengan Allah SWT," ibuhnya.
Terakhir, Mbah Benu meminta maaf kepada masyarakat Indonesia akibat telah membuat kegaduhan. Kepada pihak-pihak yang tersinggung dia juga memohon agar dibukakan pintu maaf.
"Apabila pernyataan saya yang menyinggung atau tidak berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Terimakasih," demikian Mbah Benu.
Sebelumnya, Jemaah Masjid Aolia, Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendadak jadi sorotan usai melaksanakan salat Idul Fitri 1445 Hijriah pada Jumat 5 April 2024 di saat mayoritas umat Muslim Indonesia masih melaksanakan puasa Ramadhan.
Saat dikonfirmasi ihwal pelaksanaan salat id tersebut, Mbah Benu mengatakan, penetapan 1 Syawal 1445 Hijriyah versinya tidak berdasarkan metode rukyat maupun hisab.
Mbah Benu mengaku keputusan tersebut diambil berdasarkan dirinya yang langsung menelpon Allah SWT. “Tidak pake perhitungan (rukyat atau hisab), saya telepon langsung kepada Allah Ta’ala,” ujarnya kepada awak media Jumat 5 April lalu.
Dalam sambungan telepon itu, Mbah Benu mengaku diperintah langsung untuk melaksanakan lebaran pada Jumat 5 April 2024 atau 25 Ramadhan 1445 Hijriah.
“Ya Allah kemaren tanggal 4 malam 4 ya Allah ini sudah 29 satu syawalnya kapan? Allah Ta’ala ngediko tanggal 5,” kata pria paruh baya itu.