MUI: Salat Id yang Dilakukan Jemaah Aolia Tak Sesuai Syariat Islam

KH M Cholil Nafis
Sumber :
  • Instagram @cholilnafis

Gunungkidul – Jemaah Masjid Aolia, Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendadak jadi sorotan usai melaksanakan salat Idul Fitri 1445 Hijriah pada Jumat 5 April 2024 di saat mayoritas umat Muslim Indonesia masih melaksanakan puasa Ramadhan.

MUI Minta Prabowo Pimpin Langsung Pemberantasan Korupsi

Merespons hal tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah Kiai Haji (KH) Cholil Nafis mengatakan, Salat Id yang dilaksanakan jemaah Aolia tidak sesuai syariat Islam. Sebab tidak menggunakan metode hisab atau rukyat.

Jamaah Aolia sholat Idul Fitri hari ini

Photo :
  • Dok.Istimewa
Banyak Mudarat, MUI Rekomendasikan Pemerintah Cabut PSN PIK 2

“Kalau mengacu pada acuan ajaran Islam seperti perintah puasa karena melihat bulan dan lebaran karena melihat bulan maka pasti yang lebaran (duluan) tidak sesuai syariat Islam,” kata dia kepada tvOnnews, dikutip Senin 8 April 2024.

Kendati demikian, Cholil Nafis terkesan sudah tidak terkejut lagi dengan apa yang dilakukan para jemaah yang dipimpin KH Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau acap disapa Mbah Benu itu.

Lemhannas dan MUI Sepakat Perkuat Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan

“Ya kelompok ini selalu berbeda dengan nasional bahkan dari seluruh ormas Islam,” imbunya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi ihwal pelaksanaan salat id tersebut, Mbah Benu mengatakan penetapan 1 Syawal 1445 Hijriyah versinya memang tidak berdasarkan metode rukyat maupun hisab.

Mbah Benu mengaku keputusan tersebut diambil berdasarkan dirinya yang langsung menelepon Allah SWT. 

“Tidak pake perhitungan (rukyat atau hisab), saya telepon langsung kepada Allah Ta’ala,” ujarnya kepada awak media Jumat lalu.

Sosok pemimpin Masjid Aolia, KH Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranolo (Mbah Benu)

Photo :
  • YouTube

Dalam sambungan telepon itu, Mbah Benu mengaku diperintah langsung untuk melaksanakan lebaran pada Jumat 5 April 2024 atau 25 Ramadhan 1445 Hijriah.

“Ya Allah kemaren tanggal 4 malam 4 ya Allah ini sudah 29 satu syawalnya kapan? Allah Ta’ala ngediko tanggal 5,” kata pria paruh baya itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya