Sosok Ini yang Membuat Adik KH Agus Salim Tertarik Masuk Katolik
- Istimewa
VIVA – Adik pahlawan nasional Kiai Haji (KH) Agus Salim, yakni Chalid Salim mantap memeluk agama Katolik usai pertemuannya dengan seorang laki-laki asal Digul, Papua.
Mengutip buku ‘IFM Chalid Salim, Lima Belas Tahun Digul’ Minggu, 7 April 2024. Kisah ini dimulai pada tahun 1941 di Digul, ketika Chalid Salim diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Chalid Salim yang merupakan jurnalis sempat menjadi Digulis (istilah bagi yang diasingkan ke Digul, Papua) selama 15 tahun karena tulisannya yang tajam atas sikap polisi kolonial dalam menumpas pemberontakan Komunis di Sawahlunto, Sumatera Barat dan di beberapa kota di Jawa pada 1926.
Dalam pengasingan tersebut, Chalid salim bertemu dengan Pater Meuwese. Bagi Chalid, pertemuan itu sangat berkesan. Dia melihat Pater sebagai sosok yang bijaksana, ramah, dan berwawasan luas.
Sikap Chalid yang sebelumnya tidak yakin dengan Tuhan karena melihat banyaknya manusia menderita, sedikit demi sedikit mulai terguncang usai mengenal sosok Peter Meuwese.
Secara perlahan, Chalid yang sebelumnya menganut paham sosialisme dan komunisme ini mulai meyakini keberadaan Tuhan.
Hingga akhirnya Chalid meminta Peter Meuwese yang merupakan penganut Katolik mengajarinya ilmu agama.Â
Kala itu, Peter tak langsung mengiyakan keinginan Chalid, namun ia lebih dulu bertanya kepada adik KH Agus Salim itu.
"Tidak sadarkah Anda, Tuan Salim konsekuensi dari langkah Anda? Perlu Anda ingat bahwa akan ada kemungkinan sanak-keluarga Anda yang menganut Islam akan memutuskan segala hubungan keluarga," kata Peter.
Menjawab kekhawatiran Peter, Chalid mengatakan bahwa keputusannya masuk Katolik telah dipikirkan matang-matang hingga pada 26 Desember 1942 ia dibaptis. Saat itu Chalid merubah namanya menjadi Ignatius Franciscus Michael Salim.
Lantas, bagaimana respons KH Agus Salim saat mengetahui sang adik memeluk agama Katolik? Simak kisah selengkapnya dalam artikel berikut:Â