Bukber Jadi Ajang Pamer Pencapaian, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?

Ilustrasi buka bersama tau bukber
Sumber :
  • freepik

Jakarta – Buka bersama (bukber) rekan kerja, kawan seperantauan atau teman-teman dari universitas hingga sekolah menjadi tradisi tahunan yang sering dilakukan tiap Ramadhan.

Anindya Bakrie Ungkap Program Utama Kadin: Pemberdayaan Daerah hingga Sukseskan Program Pemerintah

Pada dasarnya, bukber dapat dimaknai sebagai kegiatan positif yang dapat merawat tali silaturahmi antara sesama umat Muslim di bulan yang penuh berkah.

Lepas Kangen, Sandiaga Uno Sowan ke Jokowi di Solo

Kendati demikian, di media sosial topik bukber kerap diwarnai dengan berbagai kontroversi salah satunya kegiatan tersebut sering kali menjadi ajang pamer pencapaian di antara teman-teman lama.

Akibat hal ini, tidak sedikit orang yang melakukan berbagai upaya agar tampil mencolok saat bukber, mulai dari menyewa ponsel hingga sewa kendaraan agar menaikkan derajat orang yang menyewa.

Temui Jokowi di Solo, Gerindra Bilang Itu Janji Presiden Prabowo Subianto

“Segera tayang episode pamer pencapaian, pamer gaji, pamer iPhone, pamer outfit berkedok bukber,” tulis akun X ini. Lantas, bagaimana Islam memandang pamer pencapaian dalam acara bukber?

Menjawab hal tersebut, anggota Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) Idris Mas'udi mengatakan, bukber merupakan kegiatan yang baik. 

Tetapi jika kegiatan baik itu diniatkan untuk hal yang tidak baik seperti riya atua pamer, maka hal tersebut dapat berubah menjadi tidak baik.

Menurutnya, Islam sangat melarang seorang Muslim melakukan perbuatan riya dalam bentuk apapun. Sekalipun pamer saat mengerjakan ibadah. Sebab, riya dalam Islam termasuk perbuatan dosa besar.

Ilustrasi buka bersama atau bukber

Photo :
  • freepik

Ia mengimbau kepada umat Muslim untuk selalu berlatih menghindari riya yang tidak sengaja dilakukan. 

“Misalnya, dengan menyembunyikan pencapaian, tidak pamer saat ibadah dan selalu mengingat bahwa riya adalah perbuatan dosa besar,” kata dia dikutip dari Antara Rabu, 3 April 2024.

Terakhir, menyangkut buka bersama, Idris menekankan agar kegiatan tersebut harus diniatkan sebagai bagian dari menjalin silaturahmi agar terhindar dari riya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya