Ustaz Khalid Basalamah Sarankan Tak Pelihara Kucing di Rumah, Lebih Baik Pelihara Ayam
- Tangkapan Layar: YouTube
Jakarta – Kucing telah menjadi pilihan utama dalam dunia peliharaan, dipuja karena pesona fisiknya yang menggemaskan. Tak mengherankan, kasih sayang terhadap kucing sangat mendalam di kalangan masyarakat. Bahkan, sejumlah individu rela mengalokasikan banyak sumber daya, baik waktu maupun finansial, untuk merawat dan memanjakan hewan kesayangan mereka.
Menjaga kucing merupakan aktivitas yang menghibur dan memuaskan, yang menjadi kesukaan banyak orang dalam mengasuh hewan imut ini. Kucing sering kali memiliki sifat yang manja, mengundang rasa sayang dari pemiliknya, dan menjadi sahabat yang aman bagi anak-anak untuk bermain.Â
Tidak mengherankan, agama Islam juga tidak mengeluarkan larangan spesifik terhadap pemeliharaan kucing. Sebagaimana tercatat dalam sejarah, beberapa sahabat Rasulullah SAW juga memiliki kucing sebagai hewan peliharaan, dan tidak ada catatan bahwa Rasulullah menentang hal tersebut.Â
Akan tetapi, seperti dalam banyak hal, pendapat dan pandangan mengenai pemeliharaan kucing dapat bervariasi antara individu. Pandangan seperti yang diutarakan oleh Ustaz Khalid Basalamah mungkin merupakan salah satu dari sudut pandang yang menunjukkan kehati-hatian terhadap pemeliharaan kucing di kalangan umat Muslim.Â
"Saran saya jangan pelihara kucing, walaupun Abu Hurairah pernah memeliharanya, sahabat Nabi cuma beliau, yang lainnya tidak ada yang memelihara. Tapi memang Nabi tidak tegur, cuma hewan yang bertaring ini memang lebih baik tidak dipelihara," kata Ustaz Khalid Basalamah seperti dilansir dari akun tayangan yang beredar pada Rabu, 27 Maret 2024.Â
Meskipun secara prinsip Islam tidak melarang pemeliharaan kucing, namun Ustaz Khalid Basalamah menyarankan agar umat Muslim lebih mempertimbangkan risiko yang terkait dengan kotoran kucing yang dianggap najis dan dapat mengganggu ibadah.
"Kencingnya kucing najis. Hewan-hewan yang bertaring yang dilarang dimakan kotorannya, najis. Dan najisnya berat ya. Najis hissi namanya, sama dengan kencing manusia hukumnya," ujar Ustaz Khalid Basalamah. Â
"Beda dengan ayam, ayam itu hewan yang boleh dimakan, kotorannya najis maknawi, artinya tidak menajiskan kalau dibersihin, sudah tidak ada masalah," tambahnya.Â
Saran dari Ustaz Khalid Basalamah tersebut didasarkan pada pertimbangan akan risiko najis yang dapat timbul akibat pemeliharaan kucing. Namun, keputusan untuk memelihara kucing atau tidak, tetap merupakan pilihan yang harus dipertimbangkan secara individu.Â
Jika memilih untuk memelihara kucing, maka dibutuhkan keterlibatan lebih aktif dalam menjaga kebersihan, termasuk membersihkan kotoran dan urin kucing secara teratur, agar lingkungan rumah dan tempat ibadah tetap terjaga kebersihannya.