5 Ramalan Populer Jayabaya yang Diyakini Telah Terjadi Di Indonesia
- Istimewa
Jakarta – Selama berabad-abad, Prabu Jayabaya telah dikenal karena berbagai ramalannya yang terkenal dengan sebutan Jangka Jayabaya. Ramalan-ramalan ini awalnya dicatat dalam kakawin atau tembang yang ditulis oleh Jayabaya sendiri.
Kepercayaan bahwa ramalan Jayabaya akan terus relevan hingga tahun 2100 masih bertahan. Beberapa ramalannya diyakini telah terwujud, sementara sebagian besar lainnya masih menunggu tanda-tanda yang disebutkan untuk menjadi nyata.
Dalam bukunya yang berjudul "Menguak Rahasia Ramalan Jayabaya" (2012), D. Soesetro dan Zein al Arif menjelaskan ramalan Jayabaya dengan mengaitkannya dengan serangkaian tanda zaman yang terjadi. Berikut adalah beberapa tanda yang sudah terbukti terjadi, seperti yang dijelaskan oleh Soesetro dan Zein al Arif:
- Besuk yen wis ono kereto mlaku tanpo jaran (besok ada kereta jalan tanpa kuda)
- Tanah Jawa kalungan wesi (tanah Jawa berkalung besi, rel kereta api)
- Prau mlaku ing awang-wang (pesawat terbang di atas awan)
- Kali ilang kedhunge (sungai kehilangan induknya, pendangkalan sungai)
- Pasar ilang kumandhange (pasar hilang kumandangnya)
- Iku tanda yen tekane zaman Joyoboyo wis cedak (itu tanda zaman Jayabaya sudah dekat)
- Bumi soyo suwe soyo mengkeret (bumi makin lama makin padat)
- Sekilan bumi dipajeki (sejengkal tanah ditarik pajak)
- Jaran doyan sambel (kuda doyan sambal)
- Wong wadon nganggo pakaian lanang (orang perempuan memakai pakaian lelaki)
Iku tandane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman (itu berarti orang bakal menemui bolak-baliknya zaman). Berikut 5 ramalan Jayabaya yang populer dan diyakini telah terjadi dan terbukti:
1. Semut ireng anak-anak sapi
Ramalan ini sering dihubungkan dengan kedatangan bangsa Eropa, yakni Portugis dan Belanda menjajah Indonesia. Orang Eropa berkulit putih terkenal rajin dan ulet bekerja seperti semut hitam. Mereka juga selalu meminum susu sapi sejak bayi.
2. Kebo nyabrang kali
Ada dua tafsir mengenai ramalan ini, pertama orang-orang Eropa yang membawa hasil bumi dari Nusantara dan dibawa menyeberang ke tempat asalnya Eropa.
Sedangkan tafsir yang kedua yakni terkait adanya perang dunia ke-2. Di mana orang-orang Belanda, Perancis dan sekutunya kalah dari pasukan Nazi di bawah kepemimpinan Hitler dan harus mengungsi ke daratan Inggris.
3. Kejajah saumur jagung karo wong cebol
Ramalan ini diartikan bahwa bangsa Jepang hanya akan menjajah Indonesia seumur jagung, tak akan lama. Seperti diketahui, pasukan Jepang mendarat di Indonesia pada 8 Maret 1942. Tentara dari Negeri Sakura itu terusir dari Indonesia 3,5 tahun kemudian tepatnya pada Agustus 1945.
4. Pitik tarung sak kandang
Ramalan ini sering dihubungkan dengan terjadinya peristiwa berdarah Gerakan 30 September 1965 (G 30 S). Tujuh jenderal tentara angkatan darat dibunuh oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Dewan Jenderal.
Setelah peristiwa pembunuhan atas tujuh jenderal itu, berturut kemudian terjadi 'pembantaian' terhadap masyarakat yang diduga terlibat dalam organisasi terlarang. Mereka dibunuh dan dihukum tanpa vonis pengadilan.
5. Kodok ijo ongkang-ongkang
sering dihubungkan dengan kekuasaan Orde Baru di bawah Presiden Soeharto. Saat itu Soeharto menggunakan Angkatan Bersenjata RI yang kebetulan menggunakan seragam berwarna hijau untuk melanggengkan kekuasaannya.
Namun ada juga yang mengartikan ramalan itu dengan kejayaan Islam. Seperti diketahui sejumlah negara Islam di jazirah Arab menggunakan bendera berwarna hijau.