Geger Ramalan Kiamat Baru, Kini Diprediksi Terjadi Di Tahun 2026
- World Anvil
Jakarta – Kiamat merupakan momen yang belum terjadi dan selalu menimbulkan ketakutan bagi banyak orang, bahkan sejumlah ramalan telah mencoba memprediksi kapan kejadian tersebut akan terjadi.
Salah satu prediksi yang menarik perhatian adalah ramalan tentang Kiamat yang disebutkan akan terjadi pada tahun 2026. Pertanyaannya adalah, mengapa tahun tersebut dianggap sebagai akhir dunia?
Dilansir dari Grunge, Senin, 25 Maret 2024, menuliskan teori mengenai Kiamat ini pertama kali dikemukakan oleh Heinz von Foerster, seorang fisikawan berkebangsaan Austria-Amerika.
Menurutnya, dengan pertumbuhan populasi manusia yang terus meningkat, akan ada titik di mana bumi tidak akan lagi mampu menopang kehidupan.
Von Foerster, yang terkenal sebagai pendiri Laboratorium Komputer Biologi di Universitas Illinois, mengembangkan teori ini pada tahun 1960.
Ia menghitung bahwa jika pertumbuhan populasi manusia dibiarkan terus berlanjut tanpa kendali, maka pada tahun 2026, kita akan mencapai batas maksimum yang dapat ditanggung oleh planet ini.
Teori ini berdasarkan prinsip-prinsip sibernetika dan diasumsikan tidak akan ada perubahan signifikan dalam tingkat kelahiran atau ketersediaan sumber daya.
Selain itu, teori ini juga terinspirasi dari peringatan Thomas Malthus, seorang ekonom asal Inggris dari abad ke-18, yang menyatakan bahwa populasi manusia pada akhirnya akan tumbuh lebih cepat daripada kemampuan bumi untuk menyediakan makanan, yang pada akhirnya akan berujung pada bencana.
Jumlah populasi manusia meningkat pesat sepanjang abad ke-20, dari 3 miliar pada tahun 1960 (saat Heinz von Foerster membuat prediksinya) menjadi 8 miliar saat ini.
Ini menandakan bahwa tidak hanya jumlah populasi yang meningkat, tetapi juga laju pertumbuhannya semakin cepat.
Meskipun teori von Foerster telah memicu banyak perdebatan, penting untuk diingat bahwa banyak ilmuwan yang tidak setuju dengan prediksi tersebut.
Mereka berpendapat bahwa kemajuan teknologi dan inovasi dalam produksi makanan serta pengelolaan sumber daya dapat mengatasi tantangan yang timbul akibat pertumbuhan populasi.
Oleh karena itu, walaupun teori semacam ini dapat memberikan peringatan tentang potensi risiko di masa depan, tidak boleh dianggap sebagai ramalan yang pasti.
Sebaliknya, teori semacam itu seharusnya memotivasi kita untuk berpikir kritis tentang bagaimana cara kita mengelola sumber daya Bumi secara berkelanjutan dan memastikan masa depan yang layak bagi generasi mendatang.
Heinz von Foerster menganjurkan pengaturan kelahiran dan intervensi dari negara untuk menjaga populasi manusia tetap dalam batas yang terkendali. Ia mengusulkan penerapan pajak pada keluarga yang memiliki lebih dari dua anak, seperti yang dilansir oleh Grunge.