Terkuak Kebiasaan 1 Keluarga Sebelum Lompat dari Apartemen, Sering Lakukan Hal Ini

Kasus satu keluarga yang terdiri dari empat orang bunuh diri di kawasan Penjaringan Jakarta Utara hingga kini masih di selidiki Polisi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta – Kasus satu keluarga bunuh diri lompat dari apartemen di Penjaringan, Jakarta Utara terus menarik perhatian. Belum lama ini penyidik dari Polres Metro Jakarta Utara berhasil mengungkap kebiasaan 1 keluarga itu.

Mau Persahabatan Abadi? Rahasia Mengapa Teman Lama Selalu Ada

Kapolres Jakut Kombes Gidion Arif Setyawan menyebut kebiasaan 1 keluarga sebelum bunuh diri kerap gonta-ganti nomor telepon.

Fakta baru ini terkuak setelah handphone atau ponsel salah satu anggota keluarga itu ditemukan. Gidion menyebut komunikasi terakhir dari ponsel tersebut hanya ditemukan beberapa kali.

Soroti Banyak Bunuh Diri karena Pinjol, DPR Minta Pemerintah Gerak Cepat Benahi Regulasi

Kapolres Jakut, Kombes Gidion ke TKP Sekeluarga Lompat Bunuh Diri di Apartemen

Photo :
  • VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon

"Hanya beberapa komunikasi dan dia menggunakan nomor yang berganti-ganti," tuturnya.

Membangun Kerjasama Co-Parenting Setelah Cerai: Ini Tips Efektif Menerapkannya!

Gidion tak menjelaskan kebiasaan gonta-ganti nomor telepon ini dilakukan 1 keluarga bunuh diri ini, apakah untuk menghindari tagihan utang atau sebagainya. Hanya saja jika mundur ke belakang tetangga korban sempat mengungkap jika salah satu anggota 1 keluarga itu mengeluh utang dan kerap meminjam uang.

Dua Tahun Tak Lakukan Komunikasi dengan Keluarga Besar

Gidion juga mengungkap 1 keluarga ini seperti jauh dari keluarga besarnya. Sebab, sejak 2 tahun tak ada komunikasi intens meski satu keluarga besar.

"Ini sudah tidak komunikasi ya tidak komunikasi lama sudah ada dua tahun tidak komunikasi dengan keluarganya," ujarnya.

Hal ini pun terungkap setelah didapat keterangan dari 12 saksi yang diperiksa. Gidion menyebut penyidik berhasil menggali terkait kedekatan antara 1 keluarga yang bunuh diri dengan keluarga lainnya.

Dari latar belakang kekeluargaan, hubungan keluarga besar dengan 1 keluarga bunuh diri ini sangat tertutup. Bisa dibilang hubungan 1 keluarga dengan keluarg besar lainnya tidak cukup dekat.

"Latar belakang keluarga kita sudah lakukan pemeriksaan terhadap kurang lebih 12 orang. 12 orang memang ada handycap-nya, ada ketertutupan atau bisa dikatakan introvert ya, antara keluarga yang empat ini dengan keluarga besarnya," beber Gidion.

Gidion menegaskan kepolisian masih akan berkoordinasi dengan sejumlah saksi ahli. Para saksi ahli ini akan dimintai keterangan berdasarkan keterangan dari 12 saksi yang sudah diperiksa.

Penyidik Polda Metro Jaya menemukan adanya 20 luka tusukan ditubuh jasad AAMS, bocah laki-laki berusia lima tahun yang dibunuh ibu kandungnya sendiri, SNF (25), di Kota Bekasi.

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

"Kita dapat informasi-informasi [tambahan], tapi kan, sifatnya sangat subjektif. Kita harus memakai itu," katanya.

Sebelumnya Gidion menguak penyidik berhasil menemukan ponsel 1 keluarga yang bunuh diri lompat dari apartemen. Sayangnya ponsel itu sudah rusak tak berbentuk. Adapun isi-isinya tak bisa diekstrak.

Handphone itu kondisi pecah rusak berat tidak bisa diekstrak,” katanya kepada awak media, Selasa 19 Maret 2024. Adapun 1 keluarga yang bunuh diri masing-masing berinisial EA (50), AEL (52), JWA (13) dan JL (15). Keempat anggota keluarga itu diduga bunuh diri akibat terlilit utang.

Pemberitaan berikut ini tidak untuk menginspirasi dan diimbau anda tak menirunya. Jika anda merasakan gejala depresi, permasalahan psikologi yang berujung pemikiran untuk melakukan bunuh diri segera konsultasikan ke pihak-pihak yang dapat membantu anda seperti psikolog, psikiater atau klinik kesehatan mental.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya