Perusahaan Inggris Ini Pecat Pekerja Rusianya Gegara Pilih Vladimir Putin saat Pilpres

Pemilu di Rusia (Doc: AP Photo)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

London – Seorang wanita Rusia bernama Yulia dipecat dari pekerjaannya di London, Inggris karena dia memilih Vladimir Putin sebagai presiden dalam pemilu negara pekan lalu. 

Mantapkan Latihan Tempur Bersama, TNI AL dan Angkatan Laut Rusia Gelar Pre Sail Brief

Tempat Yulia bekerja, yaitu Pialang real estat di London bernama Egre, mengumumkan pemecatannya setelah ada keluhan dari seorang aktivis Ukraina, yang berpendapat bahwa dia harus dihukum karena memilih Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pemilu tiga hari di Rusia mengumumkan bahwa petanaha Vladimir Putin memenangkan 87% suara, menurut penghitungan resmi yang diterbitkan pada hari Senin pekan ini. Warga Rusia yang tinggal di luar negeri juga dapat memberikan suara mereka di kedutaan dan konsulat, termasuk di Inggris. 

Digempur Pasukan Ukraina, Tentara Korut Banyak yang Mati

Namun, dalam surat pemecatan yang dibagikan di akun X @BRICSinfo, perusahaan tersebut menuduh Yulia mengunggah pesan pro-perang di media sosial, meskipun perusahaan tersebut menyatakan bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki hubungan kerja langsung dengannya. 

Profil 3 Kapal Perang Rusia Pembawa Rudal Kayak, Latihan Tempur Bersama TNI AL

Surat tersebut berbunyi: "Baru-baru ini kami mendapat perhatian bahwa salah satu agen konsultan kami, Yulia, telah mengunggah pesan pro-perang di media sosial. Kami ingin menggunakan kesempatan ini untuk secara tegas mengutuk pandangan tersebut dan mengklarifikasi pendirian EGRE London," tulis mereka, melansir Sahara Reporters, Jumat, 22 Maret 2024. 

"Di EGRE London, kami beroperasi sebagai platform real estat yang agennya adalah wiraswasta. Meskipun kami menyediakan platform bagi para profesional real estat untuk terhubung dengan klien, kami tidak memiliki hubungan kerja langsung dengan agen individu ini,"

"Yulia tidak lagi berhubungan dengan perusahaan kami.” lanjut mereka.

Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka tidak mendukung atau menoleransi sentimen apa pun yang menganjurkan kekerasan, agresi, atau konflik, dan menambahkan bahwa mereka menyatakan solidaritas dengan pemerintah Inggris dan pendiriannya dalam mendukung rakyat Ukraina dalam upaya perang mereka.

"Kami ingin memperjelas bahwa sebagai sebuah perusahaan, kami tidak mendukung, mendukung, atau menoleransi sentimen apa pun yang menganjurkan kekerasan, agresi, atau konflik. Kami dengan tegas menentang segala bentuk perang atau tindakan militer yang membahayakan nyawa orang yang tidak bersalah," 

Vladimir Putin

Photo :
  • BBC.uk.co

"Selain itu, kami ingin menekankan solidaritas kami dengan pemerintah Inggris dan pendiriannya dalam mendukung rakyat Ukraina selama masa-masa sulit ini. Hati kami tertuju pada semua yang terkena dampak krisis yang sedang berlangsung, dan kami berkomitmen untuk mendukung upaya kemanusiaan dengan cara apa pun yang kami bisa." tutup perusahaan itu.

Pasukan Rusia Klaim Rebut Dua Desa di Ukraina

Rusia Mengklaim Penguasaan 2 Desa di Donetsk, Kerugian Ukraina Disebut Besar

Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Rabu, 6 November 2024 mengklaim bahwa pasukan mereka telah berhasil merebut dua desa di wilayah Donetsk, Ukraina.

img_title
VIVA.co.id
7 November 2024