Hebat, Sosok Mazhab Fiqih Ini Bisa Khatam Al-Quran Hingga 60 Kali Selama Ramadhan

Ilustrasi Al-quran.
Sumber :
  • Pixabay.

Jakarta – Imam Syafi'i adalah seorang ulama besar yang dikenal sebagai mujtahid mutlak, pembaharu agama setiap 100 tahun, serta pendiri mazhab fiqih yang terkenal diikuti oleh umat Islam dan dia bahkan disebut pernah khatam Al-Quran 60 kali selama bulan Ramadhan.

Cara PNM Dorong Pemberdayaan Ekonomi Gen Z

Namanya lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Idris bin al-Abbas bin Utsman bin Syafi' bin as-Sa'ib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin al-Muthalib bin Abdu Manaf bin Qushay.  Selain dari nisbah masyhurnya "Syafi'i", namanya juga dihubungkan dengan al-Qurasyi, al-Muthalibi, dan al-Maki.

Dilansir dari laman resmi Kemenag RI, Jumat, 15 Maret 2024, Ia lahir di Askelon (Askolan) Gaza, Palestina pada tahun 15 Hijriah. Pada usia 2 tahun, setelah ayahnya wafat, Syafi’i kecil dibawa oleh ibunya ke Mekah.

Dulunya Tukang Cuci Piring, Pengusaha Ini Kini Punya Harta Rp1.900 Triliun

Ilustrasi Al Quran

Photo :
  • mymunif.com

Setelah dewasa, ia dua kali berkunjung ke Baghdad. Di sana ia menyusun qaul-qaul qadim atau mazhab lamanya.

Kisah Inspiratif Reza Nurhilman dan Titan Tyra, Raih Cuan Berkat Inovasi Produk Lokal

Setelah itu, ia menuju Mesir dan tinggal di sana pada tahun 199 Hijriah. Di sana ia menyusun qaul-qaul jadid atau mazhab barunya.

Manaqib atau kisah perjalanan hidup Imam asy-Syafi’i terlalu banyak dan keutamaan-keutamaannya terlalu masyhur untuk diceritakan. Kecerdasan dan kejeniausannya sudah tampak sejak kecil. Tak heran setelah dewasanya, ia berhasil menjadi mujtahid yang brilian.

Bagaimana tidak pada usia 7 tahun, ia sudah hapal Al-Quran. Hapal kitab al-Muwatha karya Imam Malik pada usia 10 tahun.

Pada usia 15 tahun, ia sudah mampu berfatwa memenuhi permintaan para ulama lain dan siapa saja yang membutuhkan. Namun, tidaklah ia berfatwa kecuali setelah menghapal 10.000 hadis. (Lihat: Jamaluddin Abul-Farah al-Jauzi, al-Muntazhim fi Tarikh al-Umam, Beirut: Darul Kutub, 1992, Jilid X, halaman 135).

Satu riwayat menyebutkan, pada awal usianya, Imam Syafi’i tidak begitu banyak membaca Al-Quran karena sibuk menuntut ilmu. Baru di penghujung usianya, ia memperbanyak kembali tilawah Al-Qurannya.

Ilustrasi Alquran.

Photo :
  • Freepik

Ar-Rabi mengatakan, “Imam Syafi’i setiap hari satu kali mengkhatamkan Al-Quran. Bahkan, di bulan Ramadhan, ia mengkhatamkannya hingga 60 kali di luar bacaan Al-Quran pada saat shalat. Suaranya sangat merdu. Tak heran, saat suaranya terdengar orang banyak, mereka sampai menangis keras.”

Sama halnya dalam ibadah malamnya. Setiap malam, Imam Syafi’i selalu bangun di sepertiganya. Bahkan, di akhir-akhir hayatnya, ia selalu menghidupkannya semalaman.

Husain al-Karabisi pernah menceritakan pengalamannya, “Aku bermalam di tempat Imam asy-Syafi’i tidak hanya satu malam. Di sepertiga malam, ia selalu bangun. Ia tidak kurang membaca ayat 50, bahkan sampai 100 ayat.

Tidaklah melewati ayat tentang rahmat kecuali memohon kepada Allah. Dan tidaklah melewati ayat tentang azab kecuali berlindung kepada-Nya.” (Lihat: Yusuf bin Taghri, an-Nujum az-Zahirah fi Muluki Mishr, Kairo: Wizaratus-Tsaqafah, jilid II, halaman 176).

Imam Syafi’i sendiri tutup usia di Fustath (Kairo), pada hari Kamis, akhir bulan Rajab 204 Hijriah dalam usia 54 tahun. Jenazahnya dikebumikan di Qarrafah ash-Shughra yang sekarang dikenal sebagai komplek pemakaman para wali yang ada di Kairo, Mesir.

Di tempat pemakamannya terdapat pelataran atau halaman yang pernah dimakmurkan oleh Sultan Shalahuddin Yusuf dan dibangun kubah di atas pusaranya oleh Raja Kamil Muhammad. Dan kubah itu pun masih ada hingga sekarang.

Di sekitar makam Imam Syafi’i terdapat Makam Syaikh Jalaludin Al-Suyuthi, salah satu penulis Tafsir Jalalain bersama Jalaludin Al-Mahalli, Makam Ibnu Hajar Al-Asqalani, Imam Laits, Rabiah Al-Adawiyah dan Sahabat Uqbah bin Umar.

Semoga kita termasuk orang yang mampu mengambil pelajaran dari kesungguhan ibadah Imam Syafi’i, meneladani kecintaannya terhadap Al-Quran, serta memperoleh keberkahan ilmunya. Wallahu a’lam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya