12 Ramalan Jayabaya yang Disebut Berkaitan Erat dengan Bangsa Indonesia

Ilustrasi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Jakarta – Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa, yang dikenal dengan gelar Prabu Sri Aji Jayabaya, adalah penguasa Kerajaan Kediri dari tahun 1135 hingga 1159.

Pada masa pemerintahan Raja Jayabaya, Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaannya. Selain sebagai seorang raja, Sri Jayabaya juga terkenal sebagai seorang peramal masa depan di wilayah Nusantara. Ramalan-ramalan Sri Jayabaya tertulis dalam sebuah karya yang dikenal sebagai "Ramalan Jayabaya".

Kitab "Ramalan Jayabaya" masih diyakini oleh sebagian orang hingga saat ini. Salah satu ramalan yang terkenal dari Jayabaya adalah ramalan mengenai para pemimpin di wilayah Nusantara.

Ramalan

Photo :
  • pixabay

1. “Mbesuk yen ana kreta mlaku tanpa jaran, tanah Jawa kalungan wesi, prahu mlaku ing dhuwur awang-awang, kali ilang kedunge pasar ilang kumandange. Iku tanda yen tekane jaman Joyoboyo wis cedak”

Bila diartikan, kurang lebih seperti ini “Besok kalau sudah ada kereta berjalan tak berkuda, tanah Jawa berkalung besi, perahu berjalan di atas angkasa, sungai kehilangan lubuknya, pasar hilang kumandangnya, itulah tanda bahwa zaman Jayabaya semakin dekat.

2. Anak mangan bapak (anak berani melawan bapaknya).

Bamsoet: Lambat Laun Kita Akan Kehilangan Satu demi Satu Identitas Kebudayaan Kita

3. Datangnya zaman penuh bencana di Nusantara yang diramalkan, seperti “lindu ping pitu sedino, lemah bengkah, pagebluk rupo-rupo” yang artinya (gempa tujuh kali sehari, tanah retak, macam-macam bencana alam).

4. Akeh pengkhianat (banyak bermunculan pengkhianat).

Senator Teras Narang: Jangan Sampai IKN Nusantara untuk Kepentingan Konglomerasi

5. Akeh laknat (banyak bermunculan kutukan).

6. Wong wadon lacur ing endi-endi (banyak perempuan lacur di mana-mana).

Ketemuan di Danau, Ridwan Kamil Belajar Kelola Visi Jakarta kepada Fauzi Bowo

7. Umah ala saya dipuja (rumah maksiat makin dipuji).

8. Sedulur pada mangan sedulur (saudara makan saudara tidak rukun).

9. Akeh uwong kaliren lan wudo (banyak orang lapar dan telanjang).

10. Akeh barang kang harom (banyak barang haram).

11. Akeh udan salah mangsa (datangnya masa di mana hujan salah musim).

12. Wong golek pangan kayak gabah di intri (orang mencari rezeki ibarat gabah ditampik).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya