Viral Sejoli Kepergok Mesum, Pria: Bercanda Ini
- Pexels
VIVA – Perbuatan asusila masih marak terjadi di beberapa daerah Indonesia. Perbuatan mesum itu terjadi di tempat umum yang tak sepantasnya dilakukan. Ada yang berbuat mesum tempat suci, di atas genteng, toilet, bahkan di jalan.
Baru-baru ini ada sebuah video yang memperlihatkan sepasang kekasih kepergok mesum. Mereka kedapatan melepas celana, namun masih mengenakan baju.
Video itu diposting dari unggahan akun X @LiatAjaX. Postingan itu diunggah pada Rabu, 28 Februari 2024. Ketika seseorang memergoki mereka, si pria mengatakan jika itu hanya bercandaan.
“Guyon iki (bercanda ini),” kata pria tersebut sambil menutup wajahnya dengan celana, dikutip Kamis, 29 Februari 2024.
“Ora enek guyon iki (nggak ada bercanda ini),” kata si perekam.
Wanita itu juga terlihat panik. Kata dia, ia berniat untuk pulang. Namun pacarnya mengajaknya untuk berhubungan mesum sebelum pulang.
“Aku meh muleh mas, seng ngejak iki (Aku mau pulang mas, yang ngajak ini),” ujar si wanita.
“Aku dipekso mas (aku dipaksa mas),” kata wanita itu lagi.
Belum diketahui di mana lokasi kejadian tersebut, dan kapan tepatnya insiden mesum itu terjadi. Diduga, sejoli itu masih sekolah.
Hingga saat ini belum ada informasi kelanjutan dari video tersebut. Namun nampaknya, pria yang memergoki sejoli mesum itu tidak melakukan tindakan kekerasan. Hanya saja merekam dan menyebarkan video itu.
Video mesum itu viral dan menjadi pusat perhatian publik. Kata-kata si pria membuat netizen geram lantaran mengaku hanya bercanda.
“Goblok, guyon kok ngerusak anak orang,” kata netizen.
“Ketika rasa malu sudah tidak ada lagi,” ujar netizen lainnya.
“Guyon cenah, wkwkwk,” timpal yang lain.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat mencatat bahwa pada remaja usia 16 dan 17 tahun ada sebanyak 60 persen remaja yang berhubungan seksual, dan pada usia 19 sampai 20 sebanyak 20 persen.
Dikutip dari Antara, BKKBN mendorong adanya pendidikan seksualitas secara komprehensif sebagai upaya mencegah perilaku seks bebas yang mengakibatkan tingginya tingkat kehamilan tak diinginkan pada remaja di Indonesia.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo yang juga dokter spesialis kandungan mengatakan, pendidikan seksualitas bukan memberikan edukasi bagaimana berhubungan seks tetapi lebih kepada pengenalan alat reproduksi, fungsi, serta bagaimana menjaga dan merawatnya sebagai upaya pencegahan terjadinya berbagai penyakit, baik pada perempuan maupun laki-laki pada masa mendatang.