Ngeri, Kejanggalan Bermunculan Setelah Otak Atik Fosil Mengerikan Ini
- Istimewa
Jakarta – Penemuan luar biasa di Pegunungan Alpen Italia pada tahun 1931 telah memicu kebingungan dalam pemahaman evolusi reptil selama hampir satu abad.
Dilansir dari IFL Science, Rabu, 28 Februari 2024, Fosil yang sangat terawetkan ini awalnya dianggap menunjukkan "jaringan lunak" reptil prasejarah, namun penelitian terbaru menemukan bahwa "jaringan lunak" tersebut sebenarnya hanya lapisan cat hitam yang dilukis di permukaan fosil.
Fosil ini, yang berusia sekitar 280 juta tahun, dikategorikan sebagai reptilia Protorosauria berdasarkan morfologi dan "jaringan lunak" berwarna gelap yang terlihat. Fosil ini dianggap sebagai contoh pelestarian kulit yang luar biasa dan banyak dipublikasikan setelah penemuannya.
Namun, teknologi baru yang dilaporkan telah memungkinkan para peneliti untuk menyelidiki fosil ini lebih lanjut. Fotografi ultraviolet (UV) mengungkapkan bahwa fosil tersebut sebenarnya dilapisi dengan suatu bahan.
Awalnya, para peneliti mengira bahwa ini adalah teknik konservasi yang digunakan pada fosil tersebut, namun setelah pemeriksaan lebih lanjut, ternyata "jaringan lunak" itu hanya cat. Meskipun demikian, fosil itu sendiri masih tetap asli.
Fosil ini merupakan fosil dari Tridentinosaurus, reptil purba yang hidup sekitar 280 juta tahun yang lalu. Penemuan ini menyoroti pentingnya penggunaan teknologi modern dalam memeriksa kembali fosil dan memastikan keasliannya.
Penemuan ini adalah contoh menarik bagaimana penelitian ilmiah dapat mengubah pemahaman kita tentang sejarah, dan juga menekankan pentingnya penelitian yang teliti dan penggunaan teknologi modern dalam mempelajari masa lalu.
Fosil yang diawetkan dengan sangat baik ini menunjukkan "jaringan lunak" reptil purba, namun penelitian baru menunjukkan bahwa "jaringan lunak" tersebut sebenarnya hanyalah cat hitam yang dilukis pada permukaan fosil.
Fosil yang berusia sekitar 280 juta tahun ini diklasifikasikan sebagai reptilia Protorosauria berdasarkan morfologi dan "jaringan lunak" berwarna gelapnya. Dianggap sebagai contoh pelestarian kulit yang luar biasa, fosil ini banyak dipublikasikan setelah penemuannya.
Seperti dilansir dari IFL Science, Jumat, Rabu, 28 Februari 2024, teknologi baru memungkinkan para peneliti untuk melihat lebih dekat fosil ini. Fotografi ultraviolet (UV) menunjukkan bahwa fosil tersebut dilapisi dengan bahan pelapis.
Para peneliti awalnya menduga bahwa ini adalah teknik konservasi, tetapi pemeriksaan lebih lanjut mengungkapkan bahwa "jaringan lunak" tersebut hanyalah cat. Meskipun "kulit" fosil itu palsu, fosil itu sendiri masih asli.
Fosil tersebut milik Tridentinosaurus, reptil purba yang hidup sekitar 280 juta tahun yang lalu. Penemuan ini menunjukkan bahwa penting untuk menggunakan teknologi modern untuk memeriksa kembali fosil dan memastikan keasliannya.
Penemuan ini adalah contoh menarik bagaimana penelitian ilmiah dapat mengubah pemahaman kita tentang sejarah. Hal ini juga menunjukkan pentingnya penelitian yang cermat dan penggunaan teknologi modern untuk mempelajari masa lalu.