Muncul Aliran Sesat Boleh Saling Tukar Pasangan, Apa Itu Praktik Swinger?
- inmagine.com
Jakarta – Media sosial tengah dihebohkan dengan sebuah video viral tengah jadi perbincangan di media sosial, di mana diketahui sekelompok orang yang bergabung dengan aliran sebuah kelompok agama memberi narasi negatif, yaitu menggembar-gemborkan diperbolehkannya bertukar pasangan antar individu di kelompok dan menjamin perbuatan tersebut dapat membawa seseorang ke surga.
Hal ini menjadi sorotan setelah video yang dibagikan akun @matahari_tmr di X (sebelumnya Twitter), mendapat banyak reaksi marah dari netizen.
"Rekaman video sebuah aliran baru yang memperbolehkan tukar pasangan meski tidak menikah asal saling suka satu sama lain,” demikian tertulis, dilansir Selasa, 27 Februari 2024.
Dalam video tersebut, terlihat seorang wanita memakai baju busana tertutup dikelilingi oleh sejumlah pria di dalam sebuah ruangan. Terlihat pimpinan aliran tersebut terlihat meraba-raba tubuh korban.
Pimpinan aliran itu lalu menyampaikan jika diperbolehkan bagi para jemaah untuk tukar pasangan. Syaratnya, adalah individu harus suka sama suka.
“Kita keyusufan, di sini dibebaskan masalah tukar pasangan pun boleh, yang penting suka sama suka,” ucap laki-laki diduga pemimpin aliran sesat tersebut.
Perekam video kemudian menanyakan, bagaimana hal tersebut diperbolehkan padahal tidak dalam pernikahan.
"Di sini begitu, boleh tuker-tukeran (pasangan), kalau sama-sama suka ya udah langsung aja. Misalkan ini sama ini kalau mau, silahkan,” jawab pemimpin aliran itu sambil menunjuk dua orang jemaahnya.
Meski masih tabu di Indonesia, praktik ini biasa dikenal dengan nama Swinger.
Swinger atau swinging (kata kerja) adalah praktik bertukar pasangan hanya untuk seks.
Ini adalah aktivitas seksual di mana baik individu lajang maupun pasangan dalam hubungan berkomitmen terlibat secara seksual dengan orang lain untuk tujuan rekreasi.
Swinger adalah salah satu bentuk non-monogami dan merupakan hubungan terbuka (open-relationship) menurut artikel tahun 2014 di Electronic Journal of Human Sexuality.
"Pertukaran pasangan" memang telah terjadi secara historis, sejak tahun 1940-an melalui "klub-klub utama", sebutan mereka pada saat itu. Pada tahun 50-an, hal ini dijuluki "tukar istri".
Tetapi, berbeda dengan selingkuh, status swingers biasanya diketahui oleh pasangan masing-masing, sehingga dilakukan secara terang-terangan. Peran swingers (pelaku praktik) biasanya dimanfaatkan untuk hubungan seks, dan tidak ada lagi hubungan asmara yang terjalin.