Ustaz Adi Hidayat Izinkan Ziarah Kubur, Tapi Jangan Lakukan Ini

Operasi Nusantara Cooling System Polri mengunjungi Ustaz Adi Hidayat
Sumber :
  • dok Polri

Depok – Ulama kenamaan, Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengungkap beberapa hal yang dilarang dilakukan umat Muslim saat ziarah kubur.

AQUA & DMI Beri Kesempatan Ibadah Umrah bagi 20 Khadimatul Masjid dari 6 Provinsi di Indonesia

Sebagai informasi, menjelang bulan suci Ramadhan, umat Muslim biasanya akan mendatangi kuburan sanak saudara untuk mengirimkan doa kepada ahli kubur.

Ustaz Adi Hidayat (UAH)

Photo :
  • YouTube: Ustaz Adi Hidayat
Kemenag Selenggarakan Forum Sharia Internasional yang Dihadiri 14 Negara, Ini yang Jadi Pembahasan

Mengawali penyampaiannya, Ustaz Adi Hidayat menyampaikan, kata ziarah bisa dipakai bukan hanya kepada orang yang sudah meninal dunia, melainkan yang masih hidup juga dapat diziarahi.

"Jadi saya menziarahi antum, berarti saya mengunjungi antum. Mau ke mana Ustaz? Mau ziarah ke tempat Pak Lutfi. Kan Pak Lufi masih hidup? Ziarah itu bukan hanya mengunjungi orang yang sudah wafat saja. Tapi bisa juga berarti mengunjungi orang yang masih hidup," ucap UAH YouTube Audio Dakwah dilihat Selasa, 27 Februari 2024.

Muslim Tapi Tak Selalu Ikuti Aturan Al-Quran, Cinta Laura: Kita Tinggal di Dunia Modern

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan lebih lanjut bahwa ziarah itu diperbolehkan selama yang dikunjungi adalah kuburnya. Dalam hal ini kemudian diartikan sebagai ziarah kubur karena yang dikunjungi adalah kuburan seseorang yang sudah meninggal dunia.

"Makanya ada istilah ziarah kubur. Apa yang dilakukan? Mendoakan mereka,” terang UAH.

Namun, ia menyarankan untuk tidak melakukan beberapa hal seperti meratapi kematiannya secara berlebihan dan meratapi jenazah yang sudah meninggal dunia karena hal tersebut akan menjadi kultur atau kebiasaan.

Misalnya, ia memberi contoh ketika zaman Rasulullah SAW, ada sebuah kebiasaan yang tidak baik untuk dicontoh, yakni: "Jasa menyewa orang nangis,” ungkap UAH.

Peziarah berdoa di makam kerabatnya saat ziarah kubur di TPU Pondok Rajeg, Bogor, Jawa Barat, Rabu, 1 Mei 2019.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

“Jadi jika Anda dikenal dengan orang buruk, ah sewa jasa orang nangis, rombongan. Untuk nangis saja, meratap, ada itu di zaman jahiliyah. Biasanya budaya itu muncul dari kebiasaan, kebiasaan itu akan menjadi tradisi,” jelasnya.

Karena iman orang-orang saat itu masih lemah dan ditambah tradisi seperti itu, maka Rasulullah SAW sempat melarang ziarah kubur untuk sementara waktu. Namun, bukan berarti tidak diperbolehkan ziarah sama sekali.

Seiring berjalannya waktu, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, iman umat Muslim sudah semakin kuat untuk menghindar dari hal-hal tidak bermanfaat seperti di atas, itu sebabnya saat ini ziarah kubur sudah diperbolehkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya