Langka, Seorang Remaja Alami Ereksi 18 Jam Usai Terkena Virus Demam Berdarah
- vstory
Jakarta – Baru-baru ini seorang peneliti mengungkapkan temuan baru yang sangat mengejutkan atas efek langka yang ditimbulkan dari demam berdarah dengue (DBD). Gejala langka yang ditemukan ahli tersebut adalah ereksi berjam-jam tanpa rangsangan seksual.Â
Melansir dari The Sun, seorang dokter di Afrika Barat mengungkapkan kemungkinan adanya ereksi spontan akibat dari infeksi demam berdarah. Padahal, umumnya DBD yang menimbulkan gejala demam, sakit kepala, dan sakit perut.Â
Kasus tersebut dilaporkan dalam jurnal Urology Case Reports pada 2024 ini. Dari hasil penelitian tersebut, seorang remaja yang berusia 17 tahun dirawat di unit gawat darurat sebuah rumah sakit lantaran mengalami infeksi DBD yang cukup parah.Â
Remaja tersebut sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit selama lima hari karena iskemia akut. Iskemia sendiri adalah kondisi pada saat aliran darah terganggu. Bukan hanya itu, remaja ini juga menderita masalah ginjal karena infeksi yang diidapnya.Â
Tim dokter di Burkina Faso tersebut mengatakan bahwa remaja itu mengalami ereksi yang lembut sampai 18 jam. Mereka mengatakan bahwa ereksi ini muncul tanpa adanya rangsangan seksual apa pun.Â
"Selama sekitar 18 jam, dia mengalami ereksi yang lembut, tidak nyeri, dan terus-menerus yang terjadi secara spontan tanpa rangsangan seksual apa pun," kata para dokter.
Tim dokter menduga remaja tersebut mengalami priapisme arteri karena demam berdarah. Priapisme sendiri adalah ereksi yang bertahan lama dan sering kali menyakitkan meski tak ada rangsangan seksual sama sekali.Â
Melansir dari New York Post, virus telah dikaitkan dengan priapisme di masa lalu, termasuk Covid-19, gondongan, bahkan rabies. Jadi, ada kemungkinan virus lain juga bisa menyebabkan hal tersebut.
Sementara itu, ereksi remaja ini sangat mungkin disebabkan oleh infeksi virus demam berdarah di bagian pembuluh darah penisnya. Hal ini mengakibatkan cairan plasma bocor ke dalam batang penis dan tampak lebih besar dan kencang.Â
"DBD yang menyebabkan kebocoran pembuluh darah, bisa menjadi pemicu priapisme arteri yang jarang terjadi. Pasien diperiksa lagi setelah tiga bulan dan kemudian setelah enam bulan dan tidak menunjukkan keluhan apa pun," tulis mereka.Â