Sosok Jenderal Bintang 3 Eks Danjen Kopassus, Pernah Selamatkan Sandera dari OPM
- Instagram/@penkopassus
Jakarta – Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (Waka BIN) Letnan Jenderal (Letjen) I Nyoman Cantiasa merupakan seorang perwira tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat (AD).
Jenderal Bintang 3 ini merupakan lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) 1990 sehingga mendapat Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama.
Bahkan saat menjadi taruna, Cantiasa menjabat sebagai Komandan Resimen Korps Taruna (Danmenkorpstar) yang membawahi seluruh taruna di Akademi Militer pada saat itu.
Sebelum duduk di posisinya sekarang, Cantiasa sempat mencicipi sejumlah posisi penting di tubuh TNI AD, khususnya di Komando Pasukan Khusus atau Kopassus.
Informasi dihimpun dari beberapa sumber, Senin, 26 Februari 2024. Saat masih berpangkat Letnan Satu (Lettu) dan menjabat sebagai Wakil Komandan Sub Tim Detasemen 81 (Penanggulangan Teror) atau Sat-81/Gultor Kopassus, Nyoman mendapatkan tugas membebaskan sandera di Papua yang dulu bernama Irian Jaya.
Saat itu, ada sekitar 26 sandera yang dibawa oleh kelompok teroris Organisasi Papua Merdeka (OPM). Yang lebih mengkhawatirkan, dalam daftar sandera ada enam orang yang merupakan Warga Negara Asing (WNA). 2 dari Belanda, dan 4 berasal dari Inggris.
Sisanya merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berprofesi sebagai dosen, pendeta, dan petugas kehutanan. Kala itu Cantiasa dan kawan-kawan mendapat perintah dari Brigjen Prabowo Subianto untuk segera bergerak menyelamatkan para Sandra.
Kala itu, OPM yang dipimpin Kelly Kwalik memberi sejumlah tuntutan. Pertama mempublikasikan keberadaan mereka yang eksis di Papua, kedua, meminta Komite Palang Merah Internasional (ICRC) sebagai fasilitator dan negosiator. Kelly menolak campur tangan pihak lain, apalagi TNI yang saat itu masih bernama ABRI.
Singkatnya, operasi ini berakhir tanggal 9 Mei 1996 setelah penyerbuan Kopassus ke markas OPM di Desa Geselama, Mimika. Dalam penyerbuan ini, 2 dari 11 sandera ditemukan tewas, Matheis Yosias Lasembu, seorang peneliti ornitologi dan Navy W. T. Panekenan, seorang peneliti biologi.
Sejak ikut andil dalam operasi tersebut, Cantiasa dipercaya menduduki sejumlah posisi penting di Kopassus.
Saat berpangkat Letnan Kolonel ia sempat menduduki posisi Waasintel Danjen Kopassus dan Wadansat-81/Kopassus (2010). Kemudian, pada tahun yang sama ia ditunjuk Dansat 81/Kopassus sehingga mendapat kenaikan pangkat menjadi Kolonel.
Namanya mendapat banyak sorotan ketika laki-laki asli Buleleng, Bali ini ditunjuk menjadi Komandan Jenderal atau Danjen Kopassus menggantikan Letjen Eko Margiyono yang ditunjuk sebagai Pangdam Jaya pada 25 Januari 2019 silam.