Faizal Assegaf Bakal Ungkap Kecurangan Pemilu 2024
- TikTok @essenah_alam
VIVA – Kritikus Faizal Assegaf menganggap bahwa hasil quick count atau hitung cepat pasangan calon (paslon) nomor urut satu Anies-Muhaimin (AMIN) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan menjadi bukti adanya kecurangan dalam Pilpres 2024.
Menurut Faizal, meskipun Anies-Muhaimin kalah dalam quick count yang dilakukan oleh lembaga survei, namun mereka menang di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Selain itu, sang kritikus menyatakan bahwa kecurangan juga terlihat melalui hasil survei terhadap paslon nomor urut tiga dari PDIP, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Faizal Assegaf mengaku untuk membongkar seluruh kecurangan yang menurutnya terjadi di Pemilu 2024. Dia berencana membuka semua informasi mengenai kejahatan yang ia duga dilakukan oleh pihak tertentu, dengan tujuan membangun opini seolah-olah pasangan calon nomor urut dua Prabowo-Gibran unggul melalui sampel quick count.
“InsyaAllah besok saya akan membuka atau membeberkan seluruh kejahatan dari pihak yang saya duga terlibat untuk membangun opini seolah-olah 02 telah unggul melalui sampel perhitungan cepat,” ujarnya yang dikutip dari akun TikTok @essenah_alam pada Kamis, 15 Februari 2024.
Dalam pernyataannya, Faizal menekankan pentingnya mengungkap kecurangan secara menyeluruh agar demokrasi tidak terkikis oleh politik yang menggunakan cara-cara tidak jujur, tipu-menipu, dan bertujuan untuk merusak politik rakyat.
“Hal ini perlu dibongkar secara tuntas sehingga demokrasi kita tidak diisi oleh cara pendekatan politik dusta, tipu menipu yang bertujuan untuk menghancurkan politik rakyat,” jelas Faizal.
Ia jua mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu dan tegak, memperkuat barisan, serta yakin satu sama lain untuk terus merapatkan barisan jika terjadi kecurangan. Dia mengungkapkan bahwa apabila kecurangan dan propaganda jahat ini terus berlanjut, maka pilihan mereka bukan lagi dalam Pemilu, melainkan melalui gerakan ekstra parlemen secara damai untuk menuntut hak-hak dalam demokrasi.
“Saya mengajak untuk seluruh elemen bangsa berdiri dan bersatu secara tegak kuat dan yakinkan satu sama lain untuk terus merapatkan barisan apabila dicurangi atau laju kecurangan propaganda-propaganda jahat ini dilakukan, maka pilihan kami bukan lagi Pemilu tapi gerakan ekstra parlemen secara damai untuk menuntut hak-hak kita dalam demokrasi,” pungkasnya.