Profil Psikolog Forensik Reza Indragiri yang Ungkap Yudha Arfandi Tega Habisi Dante
- ILC
Jakarta - Psikologi Forensik, Reza Indragiri turut berkomentar mengenai kasus meninggalkan putra dari Tamara Tyasmara yaitu Dante yang diduga ditenggelamkan oleh Yudha Arfandi pada Sabtu 27 Januari 2024 lalu.
Polisi pun sudah menetapkan kekasih dari Tamara Tyasmara yaitu Yudha Arfandi sebagai tersangka dalam kasus meninggalkan Dante. Kini Reza Indragiri sebagai forensik ikut menyoroti terkait CCTV yang terpasang di kolam renang.
Reza Indragiri mengungkapkan, pelaku seakan bebas menghabisi nyawa anak semata wayang dari Tamara Tyasmara dengan sadisnya tanpa takut aksinya diketahui oleh pengunjung lain.
Rekaman CCTV pacar Tamara Tyasmara diduga tenggelamkan Dante
- Tangkapan Layar YouTube tvOne
"Tewasnya Dante sangat menyedihkan. Peristiwa ini menunjukkan betapa mengandalkan CCTV semata tidak cukup kuat untuk menangkal aksi kejahatan," ungkap Reza Indragiri dilansir berita viva sebelumnya.
"Terbukti bermenit-menit, dari total rekaman 2 jam 1 menit, Dante ditenggelamkan berulang kali, namun tidak ada respon kegentingan dari pihak kolam renang untuk menolong Dante," lanjutnya.
- Profil Reza Indragiri
Psikolog forensik, Reza Indragiri Amriel
- VIVA/Galih Purnama
Reza Indragiri Amriel, S.Psi., M.Crim lahir pada 19 Desember 1974. Reza merupakan ahli psikologi forensik, konsultan sumber daya manusia, dan dosen Indonesia. Dia juga diketahui sebagai orang Indonesia pertama yang mendapat gelar Master Psikologi Forensik.
Setelah pendidikannya selesai tahun 2003, Ia mengawali karirnya sebagai dosen di Universitas Islam Negeri Jakarta, tahun 2004 dan dosen di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Dia juga banyak menjadi narasumber untuk membedah kasus kriminal besar di Indonesia, diantaranya, pembunuhan berencana Brigadir Yosua dengan tersangka utama Ferdy Sambo. Kasus kepemilikan narkoba 5 Kg oleh mantan Kapolda Sumatera Barat Teddy Minahasa.
Ungkap Rasa Perih Kehilangan Dante, Tamara Tyasmara: Aku Hampir Loncat dari Lantai Dua
Tamara Tyasmara menceritakan bahwa dirinya sempat merasa sangat terpuruk. Bahkan, ia merasa sangat kesepian dan terkadang tak dapat mengendalikan emosinya.
