Sosok Jenderal Bintang 3 TNI Berdarah Betawi, Nyaris Jadi Gubernur DKI
- Istimewa
Jakarta – Siapa bilang anak Betawi hanya jago ngaji dan silat. Meski dikenal religius, bukan berarti putra Betawi tak berprestasi di bidang lain. Sejak dulu, putra Betawi banyak yang sukses di sejumlah bidang, salah satunya di dunia militer.
Mantan Asisten Operasi Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) sekarang TNI, Letnan Jenderal (Letjen) (Purn) H. Mohamad Sanif merupakan putra asli Betawi.
Jenderal Bintang 3 ini nyaris diangkat menjadi Gubernur DKI Jakarta pada masa gubernur penunjukan langsung di era kepemimpinan Presiden Soeharto.
Dilansir dari beberapa sumber Rabu, 7 Februari 2024. Saat itu, Presiden Soeharto sudah setuju pria yang akrab disapa Bang Sanif itu menduduki posisi Gubernur DKI Jakarta 1992 hingga lima tahun kedepan.
Naun, keinginan Soeharto menunjuk Bang Sanif gagal lantaran campur tangan Ibu Negara Tien Soeharto. Ibu Tien tidak setuju setelah mendapat kabar Sanif merupakan sosok pria yang kasar terhadap istrinya.
Akhirnya, Soeharto pun mempertimbangkan niatnya. Dia kemudian menunjuk Soerjadi Soedirja untuk menduduki jabatan orang nomor 1 di Ibu Kota itu.
Pengamat Betawi, Aziz Kahfia membenarkan bahwa, Sanif urung jadi Gubernur karena Ibu Tien mendapat masukan dia galak terhadap istrinya.
“Ada isu yang masuk ke Ibu Tien bahwa Bang Sanif ada kasus KDRT,” ujar Aziz pada Selasa, 2 Mei 2017 silam.
Meski demikian, nama Bang Sanif tetap dikenang sebagai sosok berpengaruh di masyarakat Betawi. Semangat dan keberanian pria kelahiran Kramat, Jakarta Pusat 16 Agustus 1928 ini sempat menduduki posisi KEtua Umum Bamus Betawi (1991-1996).
Dia memberikan pencerahan kepada kaum muda Betawi. Moto keetawian yang disuarakannya adalah Bemorak atau Betawi Moral Penggerak.
Selain itu, saat masih aktif di TNI, bang Sanif juga kerap ditunjuk menduduki posisi strategis, yakni Panglima Divisi Infanteri 2/Kostrad (1976-1977), Komandan Pussenif (1977–1979), Panglima Kodam XII/Tanjungpura (1979–1980), Panglima Kodam II/Bukit Barisan (1980–1981), dan terakhir ia ditarik ke Mabes ABRI pada 1983 untuk diangkat menjadi Asisten Operasi Panglima ABRI.
HM Sanif meninggal dunia pada 8 Mei 2015. Dia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung, Jawa Barat.