5 Jenderal Bintang 3 Polri Lulusan Akpol 1988, Pernah Tangani Kasus Sarinah dan Bom Bali II
- Istimewa
Jakarta – Akademi Kepolisian (Akpol) merupakan lembaga pendidikan khusus untuk mencetak perwira Polri yang berada di bawah Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri setara pendidikan vokasi Diploma 4 (D4).
Berdasarkan Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 21 Tahun 2010, lama pendidikan di Akpol adalah 4 tahun atau 8 semester. Setelah lulus para taruna akan mendapat pangkat Inspektur Polisi Dua (Ipda).
Setiap tahunya, Akpol konsisten mencetak perwira muda Polri berbakat yang tak jarang setelah puluhan tahun, mereka akan menempati posisi strategis di tubuh Polri.
Seperti halnya 5 jenderal Polisi Bintang 3 dalam daftar berikut yang merupakan lulusan Akpol 1988. Setelah kurang lebih 30 tahun berkarier di kepolisian nama dalam daftar ini sukses mendapat posisi strategis.
Siapa saja mereka? Simak daftar selengkapnya di halaman kedua.
1. Komjen Purwadi Arianto
Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) Polri, Komjen Purwadi Arianto merupakan lulusan Akpol 1988. Selama berkarier di kepolisian, Purwadi tercatat sudah beberapa kali menduduki posisi penting seperti, Dirtipidter Bareskrim Polri (2016), Wakapolda Metro Jaya (2017) dan Kapolda Lampung (2018).
2. Komjen Anang Revandoko
Komandan Korps Brigade Mobile (Dankor Brimob) Komjen Anang Revandoko merupakan lulusan Akpol 1988. Selama berkarier di kepolisian dia sudah beberapa kali menduduki posisi strategis seperti, Kabaginfung Rorenmin Baharkam Polri (2015) dan Kapolda Kalimantan Tengah (2019).
Kasus menonjol yang pernah ditangani Anang adalah bom Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat yang terjadi pada 2016 silam saat dirinya masih menjabat Wakil Dankor Brimob.
3. Komjen Petrus Reinhard Golose
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Petrus Reinhard Golose merupakan lulusan Akpol 1988. Dalam kariernya, tercatat Petrus sudah beberapa kali menempati posisi penting di Polri yakni Kerjasama Internasional Penanggulangan Terorisme (2015) dan Kapolda Bali (2016).
Kasus menonjol yang pernah ditangani Petrus adalah bom Bali II yang terjadi pada 2005 silam yang menewaskan 23 orang. Saat itu Petrus masih menjabat Wakil Kepala Densus 88/Antiteror Polda Metro Jaya.
4. Komjen Rycko Amelza Dahniel
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Rycko Amelza Dahniel merupakan lulusan Akpol 1988. Selama berkarier di kepolisian, Rycko tercatat sudah beberapa kali menempati posisi strategis seperti, Kapolda Jateng (2019), Kabaintelkam Polri (2020) dan Kalemdiklat Polri (2021). Rycko termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005.
5. Komjen Dharma Pongrekun
Perwira tinggi (Pati) Lemdiklat Polri yang sesaat lagi memasuki masa pensiun ini merupakan lulusan Akpol 1988. Komjen Dharma diketahui sudah beberapa kali menduduki posisi strategis di Polri yakni Wakil Kepala BSSN (2019) dan Analis Kebijakan Utama Bidang Jianbang Lemdiklat Polri (2021).
Baru-baru ini, nama Komjen Dharma tengah jadi sorotan setelah menyatakan bahwa COVID-19 merupakan virus yang telah direncanakan sejak 2010 oleh Rockefeller Foundation.