Second Hand Embarrassment Disinggung saat Debat Cawapres Kedua, Apa itu? Simak Ini Penjelasannya

Debat Cawapres, Cak Imin, Gibran dan Mahfud MD
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Lifestyle – Debat cawapres kedua yang digelar di JCC, Senayan, Jakarta pada Minggu malam 21 Januari 2023 sukses menuai sorotan warganet di media sosial. Dengan berbagai topik hangat, ketiga cawapres dari masing-masing paslon sukses menyampaikan  sudut pandang serta gagasannya. 

Debat Pilgub Aceh Ricuh, Pendukung Muzakir Manaf Naik Panggung gegara Bustami Pakai Alat di Baju

Dalam berjalannya proses debat cawapres kemarin, sejumlah istilah pun banyak disinggung dan disebutkan  hingga menjadi perbincangan hangat di media sosial usai debat keempat Pilpres 2024 diselenggarakan. 

Salah satu istilah yang banyak disinggung ketika menonton debat cawapres adalah second-hand embarrassment. Seperti diketahui dalam debat cawapres ini ketiganya saling adu argumen hingga saling sindir. Akibatnya, tak sedikit publik yang ikut merasa malu akibat aksi saling sindir tersebut.

Beda Pandangan Emil Dardak, Lukman dan Gus Hans soal Pemanfaatan Tol di Jawa Timur

Rasa malu yang muncul akibat melihat sebuah peristiwa itu dikenal dengan istilah 'second-hand embarrassment'. Lantas,  apa  itu Second Hand Embarrassment itu? Scroll untuk baca selengkapnya dilansir dari berbagi sumber.

Hasto Kristiyanto Semangati Risma-Gus Hans, Hadir Langsung di Debat Pamungkas Pilgub Jatim

Pengertian Second Hand Embarrassment yang Ramai Dibicarakan

Istilah Second Hand Embarrassment akhir-akhir ini tengah ramai diperbincangkan di media sosial. Umumnya, perasaan ini muncul saat menyaksikan orang lain sedang berbuat kesalahan, berperilaku canggung atau mengatakan sesuatu hal yang memalukan.

Melansir dari laman Cleveland Clinic, rasa malu yang tidak langsung atau second-hand embarrassment adalah momen seseorang  ketika secara pribadi mengalami rasa malu, tidak nyaman, malu atau bersalah setiap kali menyaksikan orang lain mengalami pengalaman yang sangat memalukan atau menyebabkan mereka dipandang negatif.

Ilustrasi cemas dan khawatir (Imago Images/M. Eichhammer).

Photo :
  • dw

"Sering kali, perasaan ini muncul bersamaan dengan kecemasan dan ketakutan akan penilaian sosial yang negatif. Kecemasan bisa menyusahkan dan mungkin menghalangi apa pun yang Anda lakukan saat ini," kata seorang psikolog kesehatan klinis Marielle Collins, PhD dikutip dari Cleveland Clinic.

Sang psikolog ini juga mengatakan, bahwa menyaksikan orang lain mengalami rasa malu dapat meningkatkan pemikiran cemas tentang apakah pengalaman serupa dapat terjadi pada diri sendiri dan mengaktifkan respons stres tubuh.

Second-hand embarrassment bisa saja terjadi karena otak mengaktifkan sensor emosi. Inilah sebabnya mengapa kita menangis ketika melihat seseorang berduka atau kesakitan dan mengapa kita merasa ngeri atau bereaksi dengan cara tertentu ketika sesuatu yang memalukan terjadi pada orang lain.

Faktanya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kita merasa sedih ketika orang lain mengalami rasa sakit karena meningkatnya kecemasan dan tingkat kesusahan kita. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya