Pria India Ancam Pramugari di Penerbangan Bali-Australia, Video Viral Digebukin Penumpang Lain

Pria India rusuh di penjara
Sumber :
  • X

VIVA Trending – Seorang pria India berusia 28 tahun yang terbang di penerbangan Qantas Airlines ditahan setelah dia diduga menyerang dan mengancam akan menikam penumpang dan seorang awak pesawat.

Petenis Indonesia Bertumbangan, Duet China-Taiwan Juara Men's World Tennis Championship 2024 Bali

Insiden itu terjadi pada penerbangan pesawat Qantas Airlines dengan nomor QF46 yang berangkat dari Bali dan Melbourne

Saksi mata mengatakan pria tersebut diduga tampak gelisah sejak awal penerbangan, berteriak dan rusuh sebelum ''kejadian'' itu terjadi. 

Polri Berhasil Ringkus Pengendali Pabrik Narkoba di Bali

Saksi lain mengatakan, pria tersebut diduga menyerang penumpang. "Dia menyerang dua atau tiga penumpang lainnya dan penumpang lainnya berhasil mengalahkan pria itu. Semua orang sedang beristirahat dan tiba-tiba orang ini melompat dan dia mulai berteriak dan semua orang panik," kata saksi mata di dalam pesawat.

Pemerintah Malaysia Setujui Lanjutkan Pencarian Pesawat MH370, Ini Respons Keluarga Korban

Video rusuh tersebut langsung muncul dan viral secara online, menunjukkan beberapa penumpang tampak bergulat dan menahan pria tersebut sebelum dia dijepit di lorong oleh seorang anggota awak kabin. 

"Yah, saya belum pernah mendengar atau melihat hal seperti ini sebelumnya… Seseorang berteriak 'Saya akan menusukmu' sambil menyerang pramugari yang malang itu," demikian bunyi salah satu video yang dibagikan di media sosial.

Setelah mendarat di Melbourne, petugas polisi bandara naik ke pesawat dan langsung menangkap pria tersebut. 

Pria India rusuh di penjara

Photo :
  • X

Sementara itu, Qantas Airlines mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa keselamatan pelanggan dan krunya adalah prioritas nomor satu. Mereka juga menginformasikan bahwa mereka sedang bekerja sama dengan pihak berwenang terkait insiden tersebut.

Juru bicara Qantas Airlines mengatakan, “Keselamatan pelanggan dan kru kami adalah prioritas nomor satu kami dan kami tidak menoleransi perilaku yang mengganggu atau mengancam. Kami telah bekerja sama dengan pihak berwenang yang menemui pesawat setibanya di Melbourne.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya