Momen Prabowo Joget Gemoy Diiringi Lagu Oke Gas Jedag-jedug: Ada yang Jelekin, Jogetin Aja

Prabowo Subianto di acara Konsolidasi Posko Pemilih Prabowo-Gibran (Kopi Pagi)
Sumber :
  • Istimewa

Bogor  – Calon Presiden (Capres) nomor urut dua dari Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto,  berjoget gemoy bersama ribuan relawan.

Ridwan Kamil Serang Pramono-Rano: Gubernur Paling Brutal Ahok dari Partai Mas Pram!

Momen ini terjadi usai Prabowo membacakan pantun penutup di acara Konsolidasi Posko Pemilih Prabowo-Gibran (Kopi Pagi) di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu, 16 Desember 2023.

Keseruan relawan Prabowo-Gibran joget Gemoy di acara Kopi Pagi

Photo :
  • Istimewa
Prabowo Tiba di Brasil Hadiri KTT G20

"Saya tutup hari ini dengan pantun, dari Jakarta ke Tebing Tinggi, berjalan santai bersama kawan. Para pejuang relawan Kopi Pagi, mari jemput kemenangan bersama Prabowo-Gibran," ucap Prabowo.

"Ada lagi pantun kedua. Hidup rukun bersama tetangga,  mari kita saling menyapa; kalau ada yang menjelek-jelekkan kita, mari kita jogetin saja," tambah Prabowo seraya mengajak penonton berjoget di panggung.

Bertemu Presiden Vietnam, Prabowo Bahas Ratifikasi Perjanjian ZEE

Prabowo tampak berdiri di panggung sambil menggoyangkan tangannya ke atas dengan simbol dua jari,  dan ribuan relawan berjoget bersamanya diiringi lagu ‘Oke Gas’ jedag-jedug.

"Sambil nunggu, enaknya ngapain ya? Tunggu-tunggu, ada jawabannya! Joget Prabowo yuk," begitu bunyi lagu tersebut menirukan suara Prabowo.

Tampak di belakang layar beberapa video Prabowo berbaur dengan relawan dan masyarakat sambil berjoget juga ditayangkan, suasananya tampak santai dan penuh kegembiraan.

Sebelumnya, dalam acara tersebut Prabowo menyampaikan bahwa demokrasi di Indonesia masih tetap ada dan berjalan hingga saat ini meski masih ada kekurangan. 

Prabowo Subianto di acara Konsolidasi Posko Pemilih Prabowo-Gibran (Kopi Pagi)

Photo :
  • Istimewa

Salah satu indikator dan contoh dari masih berjalannya demokrasi di Indonesia adalah pemilihan presiden dan kepala daerah yang dilakukan melalui proses pemilu.

"Berapa bupati bisa kita ganti? Berapa walikota bisa kita ganti? Sudah berapa presiden turun dengan baik? Saudara-saudara sekalian, kalau demokrasi tidak berjalan, tidak mungkin saya berdiri di podium ini, pada siang hari ini. Kadang-kadang ada yang lupa, ada yang menjadi gubernur lupa karena demokrasi," kata Prabowo.

"Jadi gubernur itu demokrasi, yaa kan? Jadi Bupati demokrasi. Apalagi jadi gubernur yang usung oposisi lagi," lanjut Ketua Umum Partai Gerindra itu disambut riuh relawan yang hadir.

Prof Ikrar Nusa Bakti

Prof Ikrar: Tanpa Keberanian Rakyat Takkan Ada Perubahan, Lawan Pengerahan Aparat di Pilkada Sumut

Aktivis politik, Prof.Ikrar Nusa Bakti mengingatkan warga Sumut untuk menunjukkan keberanian melawan penggunaan aparat negara untuk memenangkan calon yang diusung Jokowi.

img_title
VIVA.co.id
17 November 2024