Kronologi Penemuan Empat Jasad Anak di Jagakarsa, Pelaku Sempat Mau Bunuh Diri
- VIVA/Andrew Tito
Jakarta – Kronologi penemuan empat mayat anak di rumah kontrakan yang berada di Jl. Kebagusan Raya, Gang Roman, Kelurahan Jagakarsa, Jakarta Selatan menjadi perhatian publik. Penemuan mayat keempat anak ini dilaporkan pada pukul 14.50 WIB.
Melansir pesan singkat yang diterima tvOnenews, pihak kepolisian langsung datang ke TKP sekitar pukul 15.15 WIB. Korban pembunuhan tersebut adalah VA (6), SO (4), AR (3) dan AS (1). Pelaku pembunuhan tersebut adalah ayah kandung mereka yaitu PD.
Menurut keterangan saksi, pada Rabu, 6 Desember sekitar pukul 09.30 WIB terduga pelaku menelepon saksi. Dia meminta diantarkan empat botol minuman ringan isotonik. Saksi mengatakan bahwa anak-anak pelaku itu tidak terlihat sejak Minggu, 3 Desember 2023.
Korban anak tewas dikunci sang ayahnya di rumahnya di Jagakarsa
- VIVA/Andrew Tito
Namun, siang harinya warga mulai mencium bau tidak sedap dari rumah tersebut. Polisi kemudian mendapatkan laporan tersebut dari warga. Lalu, polisi pun mendatangi TKP didampingi oleh Ketua RT dan dua saksi yang lain.
Setelah itu, polisi dan saksi berusaha mendobrak pintu rumah tersebut. Mereka mendapati pelaku ada di kamar mandi dalam posisi miring dengan pisau menancap di perut. Mereka kemudian menemukan anak-anak yang sudah menjadi mayat berjejer di kasur.
“Diduga sementara pelaku adalah orang tuanya sendiri. Pada saat ditemukan, posisi terduga pelaku berada di kamar mandi dan dalam keadaan hidup. Keterangan saksi mengatakan anak-anak tersebut sudah dari hari Minggu tidak terlihat,” ungkapnya.
Rumah 4 anak ditemukan tewas terkunci di Jagakarsa, Jakarta Selatan
- VIVA/Foe Peace
Ade mengatakan bahwa pada hari Sabtu, 2 Desember 2023 pelaku sempat terjadi cekcok dengan sang istri hingga akhirnya mendapati anak mereka meninggal dunia. Pihak kepolisian saat ini tengah mendalami penyebab kematian empat anak malang tersebut.
“Adapun istrinya saat ini sedang dirawat di rumah sakit. Kami masih olah TKP dan dalami karena TKP merupakan gudang barang bukti. Kami harus hati-hati secara interprofesi agar barang bukti bisa optimal yang kita dapatkan,” pungkasnya.
