Cerita Sri Wahyuni Korban Selamat Marapi: Ada yang Lempar Batu ke Kawah Sebelum Erupsi
- ANTARA/Muhammad Arif Pribadi
Sumatera Barat – Erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam Sumatera Barat sempat membuat heboh masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, saat erupsi terjadi pada Minggu, 3 Desember 2023, ada sekitar 75 pendaki yang masih berada di puncak gunung aktif tersebut.
Peristiwa mengenaskan itu meninggalkan cerita dan trauma mendalam bagi para pendaki yang berhasil selamat, salah seorang di antaranya adalah Sri Wahyuni. Wanita berusia 19 tahun berangkat bersama teman-temannya untuk mendaki gunung.
Tapi nahas, Gunung Marapi memuntahkan abu panas ke udara hingga menimpa puluhan pendaki. Beruntung, Sri Wahyuni bersama 9 orang temannya berhasil selamat. Enam jam sebelumnya, ia sempat berada di puncak Marapi.
"Kami saat itu di puncak hari Minggu pukul 07.50 WIB, lalu turun dari tempat camp jam 13.35 WIB, nah erupsinya itu sekitar jam 14.45 WIB, posisinya kami saat itu masih berada di pos 5," kata Sri seperti dilansir dari laman RRI.
Sri Wahyuni bersama 6 rekannya mendengar suara letusan sehingga ia merasa kaget. Tidak lama setelah itu, hujan batu dan ranting pohon menimpa mereka sehingga langsung berlari sekencang mungkin untuk bisa menyelamatkan diri.
"Untuk menyelamatkan diri, kami semua lari sekencangnya ke arah bawah dan mencari perlindungan dibawah pohon besar, kami bersembunyi disitu terus," ujarnya.
Setelah berhenti, Sri dan rekannya kembali lari ke bawah tanpa berhenti karena hujan abu vulkanik semakin mengerikan. Ia dan rekannya sampai di pos 3 dan bertemu dengan tiga kawan yang sudah turun duluan.
"Ketika udah kumpul semua, kami sama - sama lari kebawah sekuat tenaga tanpa henti. Akhirnya kami semua sampai di pos 2, berhenti sejenak lalu lari kembali ke bawah dan sampai di pos BKSDA dengan selamat, walaupun ada salah satu teman kakinya yang keseleo," ungkapnya.
Sri beserta 9 rekannya itu langsung pulang karena tinggal di Pekanbaru. Ia juga mengaku syok ketika mendengar suara ledakan tersebut. Selain itu, ia juga menceritakan tentang seseorang yang sempat melemparkan batu ke kawah sehingga diduga menjadi pemicu erupsi.
"Yang jelas, suara ledakannya besar, sampai sekarang juga masih terngiang suara ledakan nya. Sekedar info, kemarin pas di puncak ada yg lempar batu ke kawah, mana tau itu pemicu erupsi nya, ada satu orang yang melempar, memakai celana coklat batik," bebernya.
"Saya berharap, agar Gunung Marapi cepat pulih, dan teruntuk teman teman yang mendaki tolong di jaga," pungkasnya.
Baca artikel Trending menarik lainnya di tautan ini.