Menu Pencegah Stunting di Depok Isinya Hanya Tahu-Sawi Jadi Sorotan Netizen

Menu Pencegah Stunting di Depok
Sumber :
  • Tangkapan Layar

Depok – Baru-baru ini netizen di sosial media Intagram dibuat geram setelah beredar sebuah foto viral yang memperlihatkan menu pencegah stunting dalam program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Kota Depok hanya nasi, kuah sup, tahu, dan sawi. Foto tersebut diunggah oleh akun @depok24jam.

Daftar Makanan yang Aman dan Berbahaya bagi Penderita Asam Urat

“Menu mencegah stunting di Kota Depok dan menu yang biasa dibagikan di Posyandu yang ada di Depok,” tulis keterangan narasi pengunggah, dikutip Rabu, 15 November 2023.

Menu Pencegah Stunting di Depok

Photo :
  • Tangkapan Layar
Kenali Penyebab Diare, IDI Kabupaten Boyolali Berikan Informasi Pengobatan

Di dalam foto-foto yang diunggah itu terlihat Menu yang diberikan kepada anak-anak itu dibungkus wadah bening dengan tutup warna-warni bergambar Wali Kota Depok Mohammad Idris dan Wakil Wali Kota Imam Budi Hartono.

Kemudian, pada foto berikutnya terlihat menu pencegah stunting itu hanya tahu putih dan sawi yang diberi kuah.

Cara Mudah Menjaga Pola Makan Sehat dengan Nasi Saat Berlibur

Tentunya unggahan foto mengenai menu stunting kota Depok ini mendapat beragam reaksi netizen yang mempertanyakan menu tersebut:

Lebih baik g usah ada program ini lah klo pnyajianya asal, program ini bagus jika di berlakukan sesuai dgn judulny "mencegah anak stunting" tp makanan yg d sajikan sungguh g layak.. hati Ibu dh terpotek2 karena sama ank yg d blg stunting pas cba ikhlas mau g mau trima bantuan ini malah terima menu yg menyayat hati lagi miris bgt "bukan tidak bersyukur" tp diharapkan sesuai dgn tema "mencegah anak stunting" Ungkap netizen.

Bodo amat makanan untuk mencegah stunting mah. Yang penting dana bisa dikorup dan foto Idris nongol di packaging.” Tulis netizen lain dalam kolom komentar.

Sbnrnya angka stunting depok itu rendah, lbh rendah dr angka nasional makanya program ini tuh ga perlu2 bgt menurut gue, dan tolong buat ibu2 jgn nyamain angka kebutuhan gizi dengan suka ga suka anaknya makan makanan tersebut, jadilah ibu yg pintar, udh pada melek teknologi kan? Patokannya itu angka kecukupan gizi bkn selera anak ibu, fokus ke menunya sesuai dengan AKG apa engga, porsi anak emg lbh sedikit, klo misalnya bungkusnya diminta lagi itu malah bagus, TPA depok udh mencapai akhirnya, bahaya klo cm perkara nambah sampah, dan buat yg muda2 inget juga, setiap nilai proyek ada pajak yg harus dipotong sesuai ketentuan, jd 18k ga mutlak harga makanan 18k, ada pajak yg dikenakan.” Ungkap netizen.

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi D DPRD Kota Depok Ikravany Hilman mengaku geram. Ikra mempertanyakan kandungan gizi dalam makanan tersebut. Sebab, program itu seharusnya bertujuan untuk menurunkan tingkat stunting di Kota Depok.

Menurut Ikra, Pemerintah Kota Depok seharusnya memberikan makanan yang bergizi, seperti telur, ikan, atau daging. Terlebih, anggaran program tersebut sekitar Rp 4,4 miliar, dengan rincian Rp18 ribu untuk satu paket makanan.

"Ini seolah-olah ingin menggugurkan kewajiban saja, padahal anggarannya itu hampir Rp4,4 miliar," kata dia kepada media.

"Yang namanya tambahan itu mesti diukur, yang biasanya ada di rumah tangga, nasi ada, tahu tempe biasanya ada. Nah yang enggak ada apa? Itu yang harus ditambahin dong, susu, buah, atau tambahan telur, ikan, daging," imbuh Ikra.

Menurut Ikra, Pemerintah Kota Depok seharusnya memberikan makanan yang bergizi, seperti telur, ikan, atau daging. Terlebih, anggaran program tersebut sekitar Rp 4,4 miliar, dengan rincian Rp18 ribu untuk satu paket makanan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya