Viral Prof Eddy Wamenkumham Semprot Balik dr Djaja Soal Sianida di Tubuh Mirna Salihin
- YouTube Curhat Bang Denny Sumargo
Jakarta – Kasus pembunuhan Jessica Wongso terhadap Wayan Mirna Salihin dengan memakai kopi sianida kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial. Terkini, sejumlah ahli yang sempat dihadirkan dalam persidangan 7 tahun lalu kembali mengeluarkan pernyataan.
Terbaru, Profesor Edward Omar Sharif Hiariej selaku Wamenkumham dan salah seorang saksi ahli dalam persidangan kasus Jessica Wongso itu turut buka suara. Ia berkomentar mengenai teori dr Djaja Surya Atmadja mengenai sianida di tubuh mirna setelah 3 hari meninggal.
Saat menjadi bintang tamu di kanal YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, pria yang akrab disapa Prof Eddy itu mengatakan bahwa pernyataan yang dilontarkan dr Djaja tidak valid. Hal ini karena ahli forensik itu tidak melakukan pemeriksaan terhadap jasad Mirna.
"Seorang ahli memberikan keterangan secara garis besar itu ada dua. Ada ahli ketika akan memberikan keterangan itu tidak melakukan apa-apa. Tetapi ada ahli ketika akan memberikan keterangan dia harus melakukan eksperimen, harus melakukan observasi, harus melakukan pemeriksaan," ungkap Prof Eddy.
"Tapi kan Dr Djaja tidak melakukan autopsi. Kalau nilai pembuktian orang tidak melakukan autopsi, lalu dia bicara itu tidak beda dengan orang yang ngomong sembarangan di pinggir jalan," katanya lagi.
Menurut Prof Eddy, dr Djaja Surya Atmadja tidak ikut menjalankan autopsi terhadap jasad Mirna melainkan hanya melakukan embalming atau pembalseman mayat. Sehingga apa yang dilontarkan dr Djaja Surya Atmadja dalam beberapa podcast itu tidak valid.
Bukan hanya itu, dr Djaja Surya Atmadja juga sempat mengatakan bahwa wajah Mirna membiru bukan merah seperti orang terkena sianida. Lalu, Jaksa Shandy Handika pun memberikan bantahannya terkait pernyataan tersebut.
Shandy Handika mengungkapkan bahwa ada saksi lain yang melihat secara langsung mayat Mirna Salihin dan mengatakan bahwa korban saat itu memerah bukan membiru seperti apa yang dilontarkan oleh dr Djaja.
"Saya lihat di bekas perkara, ada saksi namanya Amelia. Itu BAP-nya dibacakan, dan dia itu kalau nggak salah sebagai dokter atau staff di rumah sakit, melihat bahwa pada saat melihat mayat Mirna, itu mukanya cherry red sebenarnya," kata jaksa Shandy Handika.
Meski begitu, Shandy juga tidak menampik adanya perbedaan kesaksian dari saksi yang dimiliki olehnya dengan dr Djaja. Ia menduga hal tersebut terjadi karena faktor cahaya. "Bisa jadi pencahayaannya berbeda," pungkas Shandy.