Ini yang Jadi Pertimbangan Polisi dalam Menangkap Jessica Wongso Tahun 2016 Lalu

Edi Hasibuan
Sumber :
  • Tangkapan Layar

Jakarta – Kasus kopi sianida yang menyeret Jessica Kumala Wongso dalam tewasnya Wayan Mirna Salihin kembali mencuat. Belakangan muncul pertanyaan di mayarakat bagaiman polisi saat itu menangkap Jessica dana apa yang menjadi pertimbangannya.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (LEMKAPI), Edi Hasibuan megungkapkannya di acara Catatan Demokrasi di tvOne. Simak sebagai berikut:

Film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso

Photo :
  • Netflix

“Tapi apa video yang muncul di persidangan menjadi pertimbangan bahwa Jessica yang bersalah?” ujar pembawa acara Catatan Demokrasi, dikutip Kamis, 12 Oktober 2023.

Edi menjawab pertanyaan mengenai status hukum Jessica terlebih dahulu saat ini dan memaparkan kemungkinan-kemungkinan adanya solusi dalam kasus ini:

“Jadi memang kalo dari segi hukum ya, karena memang ini sudah PK (Peninjauan Kembali), tentu saja memang sudah dianggap selesai. Karena memang tidak mungkin ada PK kembali ya,” ungkapnya.

“Kalau misalnya ada solusi-solusi lain adalah, kemungkinan bisa diajukan grasi, apabila Jessica mau mengajukan ke Presiden. Tetapi juga persyaratannya adalah dia harus mengakui perbuatannya, bahwasannya dia melakukan perbuatan itu,” tutur Edi Hasibuan.

Kemudian Edi menceritakan penangkapan Jessica padw 2026 lalu, yang dilakukan secara tiba-tiba.

"Saya masih ingat betul bagaimana ketika 2016 lalu, ketika kasus ini terjadi, begitu banyak sorotan masyarakat, sehingga terjadi di kafe Olivier ada orang minum kopi sianida. Jadi ada di dalam video CCTV itu, jadi saat polda Metro Jaya waktu itu melakukan penangkapan terhadapan Jessica. Saya malah waktu itu sempat marah, kenapa? Karena waktu itu memang ramai ya, kemudian banyak sorotan, tiba-tiba melakukan penangkapan pada saat itu,” katanya.

“Jadi kami datang, saya tanya kenapa sudah melakukan penangkapan terhadap Jessica? Dan setelah meminta izin kepada Kapolda Metro Jaya, Bapak Tito Karnavian, dan kemudian saya bertemu dengan Krisna Murti waktu itu menjadi Direktur Kriminal Umum Metro Jaya, dan saat itu ada Fedy Sambo sebagai Wadirnya,” lanjutnya.

Edi Hasibuan

Photo :
  • Tangkapan Layar

“Kemudian setelah dijelaskan, kami lalu mendapatkan paparan bahwasan polisi melakukan penangkapan berdasarkan ada dua CCTV yang dipaparkan kepada kami. Pertama adalah CCTV itu terlihat di dalam CCTV dengan jelas, ada menit ke menit, terlihat dengan jelas bagaimana Jessica hadir, kemudian ketika dia hadir, lalu di depannya ada paperbag, ada dua waktu itu. Kemudian, setelah lama kemudian, datang kiriman kopi, setelah kopi datang, kelihatan dengan jelas di dalam CCTV itu ada gerakan tangan,” sambungnya.

Lalu pembawa acara Catatan Demokrasi menanyakan apakah CCTV itu yang meyakinkan pihak kepolisan dan juga Jaksa untuk menangkap Jessica.

“Betul,” tegas Edi.

Propam Polri Sita Uang Rp2,5 Miliar Diduga Hasil Oknum Polisi Peras WNA Malaysia Penonton DWP

“Walaupun tidak terlihat jelas?” timpal Pembawa Acara.

“Nah, maka harus ada penjelasan lebih lanjut, karena ada dua CCTV, yang dilakukan oleh Polri untuk penangkapan, memproses terhadap Jessica. Setelah kopi datang ada gerakan, engga berapa lama kemudian Mirna datang, duduk di sebelahnya tidak lama kemudian meminum, setelah diminum, sekitar dua menit setelah minum dia bilang bahwasannya panas, panas, panas, ada di dalam CCTV itu, tidak lama kemudian dia jatuh,” ucapnya.

5 Kasus Judi Online Bikin Geger Tanah Air Sepanjang 2024, Salah Satunya Polwan Bakar Suami
Ilustrasi konser DWP

Kompolnas Sebut Belasan Oknum Polisi Terduga Pemeras WNA Malaysia Berpotensi Kena Pidana

Kompolnas bakal segera berkoordinasi dengan Bareskrim Polri terkait dengan dugaan tindak pidana yang dilakukan oknum polisi tersebut.

img_title
VIVA.co.id
25 Desember 2024