Ramai Video Misterius Tangan Jessica Wongso, Ini Kata Pakar Digital Forensik
- Catatan Demokrasi
Jakarta – Kasus kopi sianida yang menyeret Jessica Kumala Wongso dalam tewasnya Wayan Mirna Salihin kembali mencuat. Belakangan muncul video diduga tangan Jessica Wongso menuangkan sesuatu di Kafe Olivier yang tak pernah dibuka di persidangan pada 2016 silam.
Pakar Digital Forensik, Abimanyu Wachjoewidajat turut berkomentar mengenai video tersebut. Menurutnya, berdasarkan kacamata digital forensik, tangan dalam video itu belum tentu Jessica, sebab wajahnya tidak terlihat.
“Kalau mengenai video ini, keliatan ada seseorang memindahkan sesuatu di kamera, kemudian dianggap itu melakukan sesuatu padahal ketutupan tas. Ini spot angle, jadi kalau sudutnya di sana, bukan berarti terjadi seperti yang diasumsikan,” ujarnya dalam Catatan Demokrasi tvOne, seperti dilihat VIVA, Kamis 12 Oktober 2023.
“Begitu pula kejadian dalam video ini, katanya tangan si Jessica, mana mukanya nggak keliatan kok. Secara digital saya mau mengakui itu tangan Jessica dari mana? Wajahnya aja nggak keliatan,” sambungnya.
Laki-laki yang akrab disapa Abah itu mengungkap, berdasarkan kacamata digital forensik, dirinya tidak peduli dengan siapa yang salah dan benar dalam kasus ini. Dia hanya fokus mengungkap bukti yang ada.
“Kita nggak peduli siapa salah dan bener, kita hanya melihat siapa mengirim apa, siapa memindahkan apa, siapa melakukan apa dan direkamnya dari mana. Nah dengan itu kita akan mengungkap ini semua berdasarkan bukti, nanti biar hakim yang menganalisa,” sambungnya.
Dia pun menanyakan pernyataan yang disampaikan ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin terkait video tersebut. Jika diyakini bahwa tangan itu adalah Jessica seharusnya Edi memiliki rekaman yang menampilkan wajah Jessica di waktu yang sama.
“Kalau memang benar (Jessica) ada wajahnya di situ, seorang Edi akan menunjukkan ini wajahnya. Kalau posisi duduk bisa saja saya setting mirip seperti itu,” kata dia.
Menurut Abah, andai Edi mau membuktikan pernyataannya benar, ia tidak bisa hanya berpatokan pada satu video. Edi harus memperoleh wajah Jessica dari bukti CCTV lain di kafe Olivier.
“Detik, menit, dan gerakannya harus sama, jangan kemudian satu kamera merekam dan itu dijadikan sebagai bukti, sementara yang lainnya nggak ada,” paparnya.
“Pada video itu, terlihat tangannya mengambil sesuatu (dari meja) tidak ada menungkan. Itu sianida loh, yang megang harusnya tahu ini racun, dia harusnya akan berhati-hati memegangnya, nggak sembarangan,” sambungnya.
Selain itu, Abah juga mempertanyakan, jika video tersebut dianggap bukti kuat, mengapa tidak ditampilkan di persidangan. Padahal menurutnya kafe Olivier memiliki kurang lebih 17 CCTV.
“Yang dibuktikan di persidangan hanya sedikit, padahal CCTV di kafe tersebut ada 17, karena salah satu filenya adalah CH17, berarti ada 17 channel, nah sekarang yang diungkap kenapa cuma sedikit? Bagaimana dengan channel lain? Apa betul tidak terekam?” imbuhnya.
“Kalau video ini disebut bukti yang menguatkan, waktu itu si bapaknya (Edi) belum tau dia menang atau tidak, seharusnya waktu itu bukti sedetik apapun pasti akan diupayakan untuk ditunjukkan agar mengungkap semua, kok sekarang berani mengatakan ini bukti kuat dan tidak diungkapkan, kenapa baru sekarang?” pungkasnya.