Soal CCTV Kasus Jessica Wongso Direkayasa dan Bagaimana Ahli Bisa Tahu Kapan Racunnya Dimasukkan
- YouTube Curhat Bang Denny Sumargo
Jakarta – Pengacara yang menangani kasus Jessica Wongso, Otto Hasibuan sempat menyebut bahwa rekaman CCTV yang dijadikan sebagai bukti di persidangan telah direkayasa. Hal itu kemudian membuat publik kembali heboh dan merasa janggal dengan kasus yang menewaskan Wayang Mirna Salihin karena Kopi Sianida.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang menangani kasus Jessica Wongso, Shandy Handika pun buka suara terkait dengan hal tersebut. Shandy menyebut bahwa pihaknya telah menghadirkan bukan hanya satu ahli digital forensik tapi dua orang untuk memperkuat bukti.
“Pertama, ahli digital forensik, itu kan ada frame by frame dilihat semua ada 9 CCTV. Pertanyaan pertama adalah apakah ada penyisipan gambar dan ada pemotongan gambar. Mereka bilang tidak ada, jadi bukan satu ahli digital forensik, dua orang,” ungkap Shandy Handika yang dikutip dari YouTube Denny Sumargo yang dikutip pada Selasa, 10 Oktober 2023.
“Kami itu untuk mem-backup bahwa ini memang sah dan yakin dan memang alat buktinya itu kuat, ahli gak cuma satu untuk satu bidang ilmu,” sambungnya.
Selain itu, ada juga beberapa ahli lainnya yang dihadirkan dalam persidangan, antara lain seperti ahli toksikologi dua orang, kedokteran forensik dua orang, psikolog dua orang, dan ahli pidana dua orang.
Shandy juga membeberkan bagaimana bisa diketahui kapan Racun Sianida masuk ke dalam es kopi Vietnam yang diminum oleh Mirna Salihin. Hal itu setelah dilakukan percobaan oleh kedua ahli toksikologi.
“Digital forensik menunjukkan bahwa di periode waktu 16.29 sampai 16.45 hanya ada Jessica, kami langsung korelasikan dengan dua ahli toksikologi. Mereka melakukan percobaan masing-masing tidak bersama nih dan mereka menemukan kapan waktu racun itu masuk,” beber Shandy.
Sementara itu, Prof Edward Omar Sharif Hiariej alias Prof Eddy, Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) menambahkan terkait dengan bagaimana bisa diketahui kapan racun sianida dimasukkan ke dalam kopi.
“Supaya objektif, itu ahlinya dua tuh Profesor Made Gelgel dan dokter Nur Samran,” kata Eddy.
Made Gelgel sendiri adalah yang mengotopsi jenazah Munir di Belanda. Menurutnya, kredibilitas dan kapasitas intelektualnya tidak diragukan lagi.
Kedua ahli tersebut pada saat itu melakukan pemeriksaan secara terpisah satu sama lain dan di ruangan yang berbeda. Namun, hasil pemeriksaan mereka terkait dengan kapan Racun Sianida dimasukkan oleh Jessica Wongso, adalah sama.
“Terus terang untuk mencari objektivitas pemeriksaan, ini Nur Samran ditaruh pada kamar yang lain, Made Gelgel ditaruh pada kamar yang lain dan kedua ahli ini menggunakan metode yang berbeda,” jelasnya.
“Hebatnya, jam pada saat racun itu dimasukkan ke dalam es kopi Vietnam kedua hasilnya sama,” tandasnya.
Baca artiklel Trending menarik lainnya di tautan ini.