Haru, Kisah Bocah Sebatang Kara Rutin Kunjungi Makam Ayah Sebelum Jualan
- Tiktok kitabisa
Lampung – Namanya Preliyan, bocah asal Lampung yang mestinya masih duduk di bangku sekolah dasar ini terpaksa tak melanjutkan pendidikan karena ketiadaan biaya. Tubuh kecilnya dipaksa kuat setelah sang ayah meninggal dunia dua tahun lalu.
Dalam video yang dibagikan akun TikTok @kitabisa, Setiap pagi bocah yang akrab disapa Preli itu rutin mengunjungi kuburan sang ayah sebelum berkeliling jualan kue. Tampak wajahnya tak kuasa menutupi kesedihan saat membelai dan memeluk gundukan tanah.
“Ayah, sekarang adek ngerti gimana perjuangan ayah dulu buat hidupi keluarga. Tanpa ayah dan ibu sekarang aku harus jualan kue setiap hari, kadang sampai malam supaya bisa makan,” ucapnya di kuburan sang ayah.
“Assalamualaikum pak,” lanjutnya kemudian melangkah pergi untuk jualan, dilihat Jumat, 15 September 2023.
Berdasarkan keterangan unggahan, selama dua tahun Preli hidup sebatang kara, setelah sang ayah meninggal dunia karena sakit tumor ginjal, lalu ibunya pergi entah kemana, sementara kakaknya bekerja hingga jarang pulang.
“Aku tinggal sendiri, orang tuaku sudah nggak ada,” ucap bocah itu sambil mengusap air matanya.
Dalam keseharian, ia dipaksa memanfaatkan otot kakinya yang masih lemah untuk terus berjalan, membawa sejumlah kue sejak pagi hingga malam hari.
“Doain semoga Preli kuat,” ucap anak itu selepas salat.
Pengunggah juga menyampaikan, setelah videonya viral, Preli dan sang kakak, Sandi bisa bertemu kembali dengan ibunya. Saat dijumpai, sang ibu ternyata sudah lama sakit sehingga tak kuat berjalan menemui anaknya.
“Selama ini, ternyata ibunya dirawat di Bogor. Tubuhnya kurus, kakinya gak bisa dilurusin dan kondisinya belum pulih dari sakit,” tulis akun itu
Saat bertemu sang ibu Preli mengaku senang dan bahagia. Hal ini juga terlihat jelas dari raut wajah bocah itu.
Baca artikel Trending menarik lainnya di tautan ini.
Ramai Diziarahi, Kuburan Nia Gadis Penjual Gorengan Membentuk Gunung Bunga
Kuburan Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan asal Padang Pariaman, Sumatera Barat ramai didatangi peziarah sampai saat ini.
