Viral Sayap Pesawat Mengucurkan Air saat Ditusuk, Berbahaya untuk Terbang?
Jakarta – Beredar di media sosial video menampilkan sayap pesawat mengeluarkan air saat ditusuk menggunakan obeng ramai menjadi perbincangan warganet.
Dilihat dalam unggahan akun Instagram @yogyakarta.keras, Selasa, 12 September 2023 tampak satu unit pesawat sedang parkir di apron. Kemudian perekam video datang dan menusuk bagian sayap menggunakan obeng.
Saat bagian sayap ditusuk, terlihat air mengucur dengan deras dari dalamnya. Bahkan, air yang keluar sangat banyak dan deras hingga video berakhir.
“Bocor alus pakde (emoticon tertawa)” tulis keterangan unggahan.
Sejak artikel ini dibuat video itu telah ditonton lebih dari 283 ribu, mendapatkan 9456 like dan 172 komentar. Tidak sedikit warganet yang mengaku bingung melihat air mengalir dari sayap pesawat itu, sebagian lagi bahkan ada yang menyebut kondisi ini berbahaya.
Lantas, benarkah kondisi ini berbahaya untu terbang?
Pengamat penerbangan, Alvin Lie mengatakan air yang keluar setelah seseorang menusukkan obeng tersebut keluar dari bagian fairing. Menurutnya, air itu terbentuk dari proses kondensasi ketika pesawat terbang di ketinggian.
Alvin mengatakan air itu terbentuk ketika pesawat berada di ketinggian 25.000 sampai 30.000 kaki, di mana suu udara berada di bawah 0 derajat celcius. Kemudian udara lembab yang terperangkap membeku dan menjadi es.
“Ketika pesawat mendarat, maka es yang terbentuk dalam fairing akan mencair,” ujarnya saat dikonfirmasi wartawan, Selasa.
Sayap pesawat mengeluarkan air saat ditusuk
Fairing sendiri merupakan sebuah struktur pada pesawat terbang yang fungsi utamanya adalah untuk menghasilkan garis halus dan mengurangi gaya hambat.
Dia memaparkan air yang tersimpan dalam fairing sengaja dikeluarkan agar tidak menganggu sistem persendian flap yang tersimpan dalam fairing. Flap adalah permukaan yang berengsel pada tepi belakang pesawat.
“Seharusnya air bisa keluar sendiri nggak perlu ditusuk seperti dalam video. Mungkin itu lubangnya kurang lancar jadi harus ditusuk,” paparnya
