Keturunan PKI Boleh Masuk TNI, Begini Penjelasan Jenderal Andika Perkasa
- YouTube: Total Politik
Jakarta – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa membagikan cerita terkait kebijakannya membolehkan anak keturunan Partai Komunis Indonesia (PKI) bergabung sebagai prajurit TNI.
“Saya itu harus mengikuti rambu-rambu dalam institusi, sala satunya adalah Tap MPR nomor 25 tahun 1966, itulah yang harus saya pegang, di situ tertulis PKI sebagai organisasi terlarang, lalu melarang menyebarluaskan ajaran Komunisme,” ujar Andika Perkasa dikutip dari YouTube Total Politik, dikutip Senin, 28 Agustus 2023.
Dikatakan oleh Andika Perkasa, dalam peraturan tersebut tidak ditulis bahwa anak Komunis atau anak keturunan PKI dilarang bergabung sebagai anggota TNI. Inilah yang mendasari ia tidak mempermasalahkan hal tersebut dalam rekrutmen TNI.
“Jadi, nggak ada di situ tertulis menyatakan anak atau keturunan PKI tidak boleh menjadi apa, jadi kita harus memberikan dong hak itu tadi, Undang-Undang itu dibuat untuk dilakukan. Sehingga yang tidak ada dalam aturan perundangan itu merupakan hak semua warga negara” kata dia
Disinggung terkait asbabun-nuzul atau awal mula tercetusnya peraturan tersebut, Andika Perkasa mengatakan bahwa aturan ini sudah mulai dijalankan sejak ia menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
“Waktu di TNI Angkatan Darat, saya sudah terapkan itu,” ungkapnya
Andika lantas bercerita, ketika ia menjabat sebagai Panglima TNI, saat itu seleksi penerimaan perwira karier TNI sedang dibuka, dia pun mengontrol tahapan seleksi tersebut. Di lapangan, Andika menemukan ada aturan yang melarang anak Komunis ikut serta.
Lantas, dia pun menegur panitia penyelenggara, “‘kok ini masih ada lagi’ padahal sudah dari Angkatan Darat saya sudah tidak lakukan ini, karena memang tidak ada aturannya,” kata Andika saat itu.
“saya tegaskan, yang dilarang itu kan PKI-nya, ajarannya yang dilarang untuk disebarkan, tapi anak dari orang yang mungkin menjadi bagian dari PKI, kan dia tidak tahu apa-apa, kan kita tidak bisa menuduh, masa mau dibilang, ‘oh bapaknya, oh kakeknya, berati dia juga’ itu kan menuduh,” sambungnya
“Intinya saya hanya memegang aturan saja, kalau tidak ada ya tidak bole kita lakukan,” pungkasnya