Viral Wanita di Aceh Curhat Diberi Makanan Rp500-an oleh Posyandu untuk Cegah Stunting
- Tangkapan Layar: TikTok
Aceh – Baru-baru ini viral sebuah video yang memperlihatkan pengakuan seorang warga saat menerima menu pencegahan stunting dari Posyandu. Mirisnya, harga jajanan tersebut hanya Rp500 perak saja dan bahkan berbentuk mie instan hingga roti-rotian saja.
Wanita yang mengaku bernama Yulia itu menyebut bahwa jajanan yang diberikan Posyandu tersebut adalah bentuk pencegahan stunting pada anak. Padahal, Presiden Jokowi mengimbau supaya petugas kesehatan memberikan telur, susu, ikan, daging, dan sayuran.
Dia ikut memperlihatkan beberapa jajanan milik sang adik yang diberikan oleh Posyandu tersebut. Yulia sendiri diketahui adalah salah seorang warga di Desa Matang Payang Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara.
“Gimana stunting mau dicegah kalau makanan dari Posyandu masih Kek Gini. Ada nilai gizinya? Menambah berat badan?" ujar Yulia di awal video sembari memperlihatkan beberapa jajanan tidak bergizi yang dilansir dari akun TikTok @abayabest.
Menurut Yulia, jajanan yang dibagikan itu selain sama seperti jajanan yang dijual di warung yang masih sanggup dibeli oleh ibu-ibu. Dari beberapa jajanan yang diperlihatkan, Yulia menyebut bahwa ada dua jajanan yang harganya hanya Rp500-an.
"Ini masih ada dua lagi snack Rp 500-an itu sudah duluan dimakan sama adek. Kayak wafer Rp 500-an. Kalau jajanan seperti itu mak-mak yang ada di Desa Matang Panyang Insyaallah sanggup membelinya," jelasnya.
Makanan yang diberikan oleh pihak posyandu juga sama seperti jajanan yang biasa dimakan oleh anak-anak. Pemberian makanan tersebut, menurut Yulia, juga tidak mendukung sesuai dengan tujuan dari posyandu itu sendiri.
Yulia menyebut bahwa tujuan dari posyandu sendiri untuk imunisasi dan konsultasi ibu-ibu hamil, pencegahan dan memantau pertumbuhan anak, pencegahan diare, dan juga pencegahan stunting.
"Gak ada mensupport sesuai dengan tujuan posyandu. Mungkin kalian mengira aku yang mengada-ngada, kalian boleh tanya langsung ke masyarakat," ujar Yulia.
Ia menyebut banyak masyarakat yang juga tak setuju tapi tidak berani berbicara. Sebab itu, Yulia mengunggah video makanan tersebut di media sosial supaya diketahui oleh publik dan mau menyelesaikan persoalan tersebut.