Sungai Cisadane Surut, Warga Ramai-ramai Datang Memancing dan Berjualan

Sungai Cisadane Surut, Warga Ramai-ramai Datang Memancing dan Berjualan
Sumber :
  • Instagram

Tangerang – Dalam seminggu terakhir air Sungai Cisadane di Pintu Air 10 surut karena minimnya hujan di wilayah Tangerang dan kurangnya debit air kiriman dari Bogor. Kondisi ini dimanfaatkan warga untuk mencari ikan dan berjualan.

Ancaman Water Hammer Hantui Para Pemotor yang Suka Terobos Banjir

Melalui video yang dibagikan akun Instagram tangsel.info pada Minggu, 30 Juli kemarin, warga sekitar tampak menikmati kondisi surutnya air Cisadane dengan memancing, menjala ikan dan ada juga yang berjualan minuman.

Prakiraan Cuaca Sebagian Kota di Jawa: Jakarta hingga Bandung Berpotensi Hujan Petir

Sejumlah orang terlihat memancing di tengah sungai yang kering itu, namun ada juga warga yang tetap pilih memancing di pinggir kali.

Banjir Setinggi 140 Cm Landa Pasar Minggu Usai Diguyur Hujan Deras Sore Ini

“Video situasi penampakan Kali Cisadane yang terlihat Surut, terlihat ada aktivitas warga sekitar yang sedang menikmati Kali Cisadane, dan ada yang berjualan juga di pinggiran Kali tersebut,” tulis keterangan unggahan, dikutip 31 Juli 2023.

Untuk diketahui pintu air ini dibangun pada pemerintahan Belanda selama enam tahun 1925-1931. Konstruksi bangunan terbuat dari beton bertulang, dan panjang 125 meter.

Sungai Cisadane sendiri merupakan sungai utama yang mengalir dari Jawa Barat, di mana airnya bersumber dari Gunung Gede, Pangrango dan Salak) hingga hilir di Banten, yakni kawasan Tanjung Burung, Kabupaten Tangerang.

Mengutip laman bmkg.go.id, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan kekeringan yang melanda ini disebabkan adanya fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) Positif.

Dwikorita menyebut, fenomena El Nino dan IOD Positif saling menguatkan sehingga membuat musim kemarau tahun ini dapat menjadi lebih kering dan curah hujan pada kategori rendah hingga sangat rendah.

Jika biasanya curah hujan berkisar 20 mm per hari, maka pada musim kemarau ini angka tersebut menjadi sebulan sekali atau bahkan tidak ada hujan sama sekali.

Puncak kemarau kering ini diprediksi akan terjadi di bulan Agustus hingga awal bulan September dengan kondisi akan jauh lebih kering dibandingkan tahun 2020, 2021, dan 2022.

Ilustrasi/Kemarau atau kekeringan

Photo :
  • ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya