WWF Indonesia: Satwa Liar Bukan Peliharaan!

Anak Harimau Alshad Ahmad
Sumber :
  • Tangkapan Layar: Instagram

Jakarta – Merespons kematian 7 harimau di tangah salah satu influencer tebal muka, Yayasan WWF Indonesia secara tegas menyatakan bahwa satwa liar bukan peliharaan yang dapat bebas dipelihara.

Klaim Sudah Damai, Ini Kata Pengusaha yang Viral Minta Siswa Sujud dan Menggonggong

“Satwa liar bukan peliharaan, satwa liar memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mempertahankan kelangsungan hidup bumi kita,” tulis WWF Indonesia di Twitter, dikutip, Jumat 28 Juli 2023

Harimau di kandang (Foto ilustrasi)

Photo :
  • VIVA/Vicky Fazri
Viral Mobil BMW Lawan Arus dan Tabrak Pengendara Motor di Duren Tiga, Polisi Turun Tangan

WWF Indonesia menekankan, mengambil satwa liar dari habitatnya sama saja dengan mengurangi populasi satwa liar di alam, jika dibiarkan, hal ini bisa berdampak negatif pada rantai makanan dan ekosistem secara keseluruhan.

Mereka mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama melestarikan satwa liar dengan menolak perdagangan satwa dan tidak mengkonsumsi satwa liar. Selain itu, WWF Indonesia juga mendorong masyarakat untuk berani melapor jika menemukan ada perdagangan satwa liar dilindungi.

Fotografer dari Penjuru Dunia Abadikan Pesona Satwa Liar Taman Safari Indonesia

“WWF-Indonesia mendukung upaya Pemerintah Indonesia untuk memerangi perdagangan satwa liar dilindungi, dan mengajak masyarakat untuk melestarikan satwa liar,” tulis WWF

Terakhir, WWF Indonesia juga menyinggung soal bahaya memelihara satwa liar dari segi kesehatan. Sebab, satwa liar dapat berpotensi menularkan virus Zoonosis ke manusia.

“Tentunya masih ingat kasus COVID-19? Kasus ini dipercaya ditularkan dari satwa kelelawar.  Ini juga dapat terjadi jika kita memelihara satwa liar yang dapat menularkan virus atau bakteri yang terdapat di satwa tersebut,” tulis mereka

“Hal ini dinamakan Zoonosis, yaitu penyakit yang dapat menular dari satwa liar ke manusia yang kemudian ditularkan dari manusia ke manusia sehingga menjadi pandemi dunia,” demikian WWF Indonesia

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya