Buka Warung di TPST Bantargebang, Wanita Ini Hasilkan Rp900 Ribu Sehari

Yulianti pemilik warung di TPST Bantargebang, Kota Bekasi
Sumber :
  • YouTube

Bekasi – Yulianti selaku pemilik warung di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi mengaku dalam sehari dapat menghasilkan Rp400-Rp900 ribu dari hasil berjualan makanan dan minuman ringan.

Dia mengatakan mayoritas pembeli di warungnya berprofesi sebagai pemulung yang dalam keseharian bekerja mengais sampah di TPST Bantargebang.

Warung di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang

Photo :
  • YouTube

Yulianti mengungkap penghasilan per harinya tidak menentu ditentukan dengan jumlah sampah yang datang dari DKI Jakarta. Jika supply sampah banyak, maka jumlah pemulung yang datang juga semakin banyak.

Sebaliknya, jika sampah yang datang ke TPST Bantargebang tidak terlalu banyak, maka penghasilan di warungnya juga akan sepi.

“Kalau mobil pembuangannya gak lagi rame yang dateng, sepi. Tapi, kalau mobil pengangkut sampah banyak yang datang ya rame,” ujar Yulianti dikutip dari YouTube Jericho Zeki Selasa, 25 Juli 2023.

Lebih lanjut, meski sudah berjualan di atas gunung sampah selama beberapa tahun, Yulianti mengaku tidak mempermasalahkan bau menyengat dari sampah-sampah yang mengelilingi warungnya.

Gara Gara Sebotol Viral, Shinta Arsinta dan Mala Agatha Dapat Rezeki dari Megah Music

Dia mengatakan operasional warungnya dimulai sejak jam 6 pagi hingga pukul 17.00 WIB. Yulianti juga menyampaikan warungnya tidak menetap di satu lokasi, melainkan berpindah-pindah menyesuaikan di mana lokasi pemulung ramai menjalankan aktivitas atau disebut zona aktif pembuangan.

Kegiatan Tukar Sampah Jadi Susu, Berikan Peluang bagi Warga Menukar Botol Plastik Bekas

Sebelumnya Kondisi warung di TPST Bantargeban tengah jadi sorotan di media sosial beberapa hari terakhir. Warung yang menjual makanan dan minuman itu disorot lantaran letaknya yang berada di atas gunung sampah.

Tampak sejumlah alat masak dan makanan yang berada di warung tersebut dipenuhi lalat. Selain hinggap di benda dan makanan, lalat juga mengerubungi orang-orang di sana.

Akses Jalannya Ditutup Tetangga, Sunardi Lebih Pilih Bangun Jembatan Pribadi Senilai Rp250 Juta

Sementara kondisi di sekitar warung terdapat sejumlah aktivitas para pemulung yang sedang mengais sampah yang tiap harinya datang ke tempat itu.

Untuk diketahui TPST Bantargebang rata-rata menerima lebih dari 7.500 ton sampah per hari, yang diangkut menggunakan lebih dari 1.200 truk pengangkut dari DKI Jakarta.

Kendati demikian, warung tersebut tetap dipenuhi pembeli, ribuan lalat yang dan aroma sampah yang menyengat seakan tak jadi masalah bagi pembeli yang makan di warung itu.

Saat siang hari, warung ini langsung diserbu para pemulung yang ingin beristirahat makan siang dan berteduh dari teriknya matahari.

Biasanya, para pemulung yang membeli makan siang di warung Yulianti juga akan disediakan plastik tambahan sebagai sarung tangan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya