Kondisi Warung di TPST Bantargebang Dikelilingi Sampah dan Lalat

Warung di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang
Sumber :
  • YouTube

Bekasi – Kondisi warung di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargeban, Kota Bekasi tengah jadi sorotan di media sosial beberapa hari terakhir.

Kegiatan Tukar Sampah Jadi Susu, Berikan Peluang bagi Warga Menukar Botol Plastik Bekas

Warung yang menjual makanan dan minuman itu disorot lantaran letaknya yang berada di atas gunung sampah TPST Bantargebang.

Warung di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang

Photo :
  • YouTube
Akses Jalannya Ditutup Tetangga, Sunardi Lebih Pilih Bangun Jembatan Pribadi Senilai Rp250 Juta

Melalui video yang dibagikan YouTube Jericho Zeki, tampak sejumlah alat masak dan makanan yang berada di warung tersebut dipenuhi lalat. Selain hinggap di benda dan makanan, lalat juga mengerubungi orang-orang di sana.

Sementara kondisi di sekitar warung terdapat sejumlah aktivitas para pemulung yang sedang mengais sampah yang tiap harinya datang ke tempat itu.

Viral Anak-Anak SD Gemas Berfoto dengan Masinis LRT, Netizen: Lucu Banget Dek!

Untuk diketahui TPST Bantargebang rata-rata menerima lebih dari 7.500 ton sampah per hari, yang diangkut menggunakan lebih dari 1.200 truk pengangkut dari DKI Jakarta.

Kendati demikian, warung tersebut tetap dipenuhi pembeli, ribuan lalat yang dan aroma sampah yang menyengat seakan tak jadi masalah bagi pemilik warung dan para pembeli yang mayoritasnya bekerja sebagai pemulung.

Usut punya usut, warung tersebut tidak menetap di satu lokasi, melainkan berpindah-pindah menyesuaikan di mana lokasi pemulung ramai menjalankan aktivitas atau disebut zona aktif pembuangan.

Saat siang hari, warung ini langsung diserbu para pemulung yang ingin beristirahat makan siang dan berteduh dari teriknya matahari.

Biasanya, para pemulung yang membeli makan siang di warung itu juga akan disediakan plastik tambahan sebagai sarung tangan untuk menyantap makanannya.

Saat dikonfirmasi, Yulianti selaku pemilik warung mengatakan aktivitasnya di warung dimulai sejak pukul 6 pagi hingga pukul 17.00 WIB.

Yulianti menyebut dalam satu hari berjualan di gunung sampah dia dapat membawa pulang uang sebesar Rp 400 ribu hingga Rp 900 ribu tergantung supply sampah baru yang datang ke tempat itu.

“Kalau mobil pembuangannya lagi sedikit yang dateng, sepi. Tapi, kalau mobil pengangkut sampah banyak yang datang ya rame,” ujar Yulianti dikutip Senin, 24 Juli 2023.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya