Diduga Milik Korban Mutilasi Seleman, Akun Instagram Ini Diserbu Warganet
- IST
Yogyakarta – Akun Instagram milik seorang pria bernama Redho Tri Agustian @redhotriagustian_ dibanjiri ucapan belasungkawa dari warganet. Pria ini, diduga adalah korban mutilasi yang tubuhnya disebar ke sejumlah tempat di Kabupaten Sleman.
Hampir diseluruh unggahan akun itu dapat dijumpai komentar warganet yang turut berduka cita atas kepergian pemuda tersebut dan mendoakan agar korban tenang.
Informasi dihimpun dari akun tersebut, Redho Tri Agustian merupakan alumni SMAN 4 Kota Pangkalpinang. Lulus dari sana, ia melanjutkan pendidikan ke Univerisitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Fakultas Hukum.
"Innalillahi wa innailaihi rajiu'un.. sorry tom, kmren gajadi mabar.. ID aja ga sempet gw kasih pas save kontak u kmren,” komentar salah seorang warganet di unggahan akun tersebut.
“Damai dan tenang di surga. Rest in love. Apapun alasannya ini kejahatan yang keji hingga km hrs meninggalkan dunia ini dengan cara yg sangat menyakitkan,” tulis warganet lain – “Husnul khotimah Anak baik,” balas warganet – “Rest in peace brother see you,” tulis yang lain
Sebelumnya, polisi berhasil menguak teka-teki identitas korban mutilasi Sleman. Terungkapnya identitas korban ini seiring dengan ditangkapnya dua pelaku mutilasi yaitu W dan RD.
Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi mengatakan identitas korban terungkap dari potongan tubuh yang ditemukan. Dari potongan tubuh itu, polisi mengidentifikasi jika korban adalah seorang mahasiswa berinisial R.
"Identitas korban diketahui berinisial R. Yang bersangkutan adalah mahasiswa yang berkuliah di salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) di Yogyakarta," ujar Endriadi di Polda DIY, Minggu 17 Juli 2023.
Endriadi mengungkap korban berasal dari Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Korban sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya ke Polsek Kasihan, Kabupaten Bantul beberapa hari sebelum penemuan potongan tubuh manusia di Jembatan Kelor, Kecamatan Turi, Sleman.
Endriadi menuturkan antara dua pelaku dengan korban saling mengenal. Namun Endriadi enggan merinci relasi pertemanan antara korban dan dua pelaku. "Korban dan pelaku saling kenal. Kalau saling kenal berarti teman," terang Endriadi.