Tangis Jenderal Andika Perkasa Kenang Momen Besama Teungku Bantaqiah di Aceh Barat
- VIVA.co.id/Fajar Sodiq
Jakarta – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa membagikan kisah yang paling sulit dilupakan saat operasi militer menumpas Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh Barat.
Andika bercerita Informasi dari intelijen mengatakan bahwa ada seseorang yang dicurigai membantu persembunyian kelompok bersenjata GAM tinggal di wilayah Aceh Barat.
Berbekal informasi tersebut, Andika Perkasa beserta 9 orang perajurit TNI pun menuju ke lokasi melalui pegunungan dan lembah dengan berjalan kaki, hingga 2 hari kemudian sampailah mereka ke tempat yang dituju.
“Kita smapai di kampung tengah hutan, informasi yang saya dapat di sana ada orang Bernama Teungku Bantaqiah, rupanya orang ini difabel, terlahir dengan kondisi fisik yang tidak sempurna, tapi dia menjadi tokoh di sana,” ujar Andika Perkasa seperti dilihat dari Youtube CNN Indonesia Rabu, 12 Juli 2023.
Saat melihat kondisi fisik Teungku Bantaqiah, Andika mengaku ragu dan tak yakin orang tersebut terlibat dalam gerakan separatis GAM ini. “Begitu saya bertemu, saya jadi ragu, apa iya, sosoknya tidak seperti yang saya dengan (soal kehebatannya) orang ini begitu lemah, sudah berusia (tua) dan difabel,” sambungnya
Enggan menggunakan cara-cara kasar, Andika Perkasa pun memilih menggunakan cara humanis untuk menggali informasi dari Teungku Bantaqiah. “Akhirnya saya berusa meluluhkan hatinya, karena dia dianggap sebagai orang yang melindungi dan memberikan tempat kepada kelompok bersenjata,” jelasnya
Satu bulan Andika Perkasa bersama 9 orang TNI menetap di sana, namun tidak ditemui kejanggalan atau gerak-gerik mencurigakan yang ditunjukkan Bantaqiah dalam hal membantu gerakan separatis seperti yang diinformasikan intelijen.
“Jadi sama sekali tidak saya perlakukan seperti yang diperintahkan, jadi saya di sana ada sekitar sebulan, jadi hubungan kita semakin baik dan akhirnya dia terbuka memberikan informasi,” ungkapnya
Andika Perkasa saat itu yakin bahwa orang tersebut adalah kambing hitam atau orang yang dipaksa untuk menutupi jejak kelompok bersenjata.
“Akhirnya malah saya terbantu, di sana kita menemukan ladang ganja yang gak semua orang tau, tempat persembunyian kelompok bersenjata dan seterusnya,” imbuhnya
Beberapa tahun kemudian, setelah Andika ditugaskan ke tempat lain, dia mendapatkan kabar bahwa Teungku Bantaqiah, telah tewas. Dia mengaku sedih saat mendengar kabar duka tersebut.
“Beberapa tahun kemudian, saya dengar yang bersangkutan ini dihabisin, begitu saya tahu, rasanya sedih saya, bener-bener sedih, saya pikir kok bisa sih, padahal saat itu saya tinggal di sana dia justru membantu,” kata dia
“Apa iya (masih tidak percaya), itu lah yang paling memorable,” pungkasnya