Viral Pengemis di Pati Party Bareng LC Karaoke, Duitnya dari Hasil Minta-minta

Pengemis di Pati Party Bareng LC Karaoke
Sumber :
  • Tangkapan Layar

Pati – Seorang pengemis di Pati, Jawa tengah kini viral di media sosial karena terekam sedang berpesta atau party di ruang karaoke sambil memeluk seorang wanita pemandu lagu (LC).

Dari Pegawai Komdigi yang jadi Mafia Judol Disita Uang Rp 73 Miliar dan 215 Gram Emas

Video yang merekam momentum tersebut diunggah oleh akun TikTok @.lambe_turah. Diketahui pengemis itu bernama Aris, diduga uang yang Aris habiskan untuk pesta itu berasal dari uang hasil mengemis di jalan.

Pengemis di Pati Party Bareng LC Karaoke

Photo :
  • Tangkapan Layar
Pertemukan Abidzar dan Sintya Marisca Lewat Video Call, Umi Pipik Dikritik

Dalam video terlihat potongan aktivitas Aris pada siang hari saat beraksi menjadi pengemis. Dia menghampiri kaca depan sebuah mobil sambil menyodorkan gelas plastik kosong yang menjadi tempat menampung uang. 

Potongan video lain menampilkan aksi Aris di ruang karaoke bersama seorang LC. Dia berdiri sambil memeluk LC wanita yang sedang bernyanyi. Badannya ikut bergoyang mengikuti irama lagu.

Ibunya Dapat Kritikan Netizen, Bernadya Bilang Begini...

Satpol PP Pati lantas menindaklanjuti video viral itu dengan mencari keberadaan Aris. Dia berhasil ditangkap dalam operasi penertiban.

Hal yang mengejutkannya, Aris ternyata sudah dua kali terjaring operasi penertiban. Pada Jumat, 30 Juni 2023, saat ditangkap, Aris sudah diberi peringatan. Djuharianto berkata saat itu Aris berjanji tidak mengulangi. 

Video itu lantas mengundang komentar netizen yang kesel karena pernah memberi uang kepada pengemis karena disalah gunakan:

“Makanya gw gak pernah kasih pengemis yang masih muda, yang masih kuat tenaganya buat cari kerjaan yang bener. Gak maluu!” Ujar netizen.

“Ternyata yg harus dikasihani kita yang memberi pengemis,” ujar Netizen lainnya.

“Pelajaran: Jangan pernah memberi uang ke Pengemis yang umurnya masih muda/sehat untuk bekerja karena kalau kita memberi sama saja kita mendukung mereka menjadi malas.”

“Inilah alasan saya TIDAK PERNAH MEMBERI PADA PENGEMIS, lebih baik membeli ke pedagang tisu atau asongan tapi uangnya kita lebihin lebih bermanfaat. Daripada ke PENGEMIS, bentuk PENGEMIS apapun. Apalagi yang bawa bayi atau anak sama sekali hati tidak tersentuh untuk memberi.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya